Yesus selalu ingin memnjumpai kita dalam setiap pergumulan hidup kita, namun terkadang kita terlalu enggan untuk menjumpainya, karena kita terlalu membanggakan jabatan, koneksi, ketampanan, kecantikan dan lainnya sehingga mengabaikan kehadiran Yesus.
Berbeda dengan sifat perwira tersebut, yang menganggap semua hal tersebut tidak ada artinya, jika tanpa ada kuasa Yesus dalam kehidupannya, dia tidak membanggakan jabatannya tetapi sangat mengutamakan sisi kemanusiaannya.
Seorang hamba dalam zaman lampau tidak dihargai, tetapi justru melalui cerita ini kita menemukan pandangan yang baru mengenai seorang hamba, karena melalui kesakitannya membuat tuannya yang adalah sang perwira berjumpa dengan Yesus.
Ketika kita datang mencari Yesus dan kehendak-Nya maka kita tentunya akan lebih ikhlas dan berserah dalam menjalani kehidupan, kita akan jauh lebih tenang dalam menghadapi setiap masalah dan persoalan hidup.
Kadang-kadang ketika kita terlalu takut untuk menjalani kehidupan, sehingga yang tadinya tidak ada masalah malah akan menimbulkan masalah karena ketaktutan yang kita ciptakan sendiri, oleh sebab itu, mulailah kurangi ketakutan tersebut dengan berani percaya hanya kepada Yesus.
Jadi caranya ikhlas dan berserah adalah menaruh iman dan kepercayaan kita seutuhnya kepada Tuhan, serta bertindak sesuai dengan kehendak Tuhan Yesus sendiri dan bukan berdasarkan atas kehendak kita sendiri.***