ASPIRASIKU – Minggu ini jemaat Gereja Kristen Indonesia (GKI) Salatiga, merayakan minggu trinitas yang dilayani oleh Pendeta Yefta Setiawan Krisgunadi dengan tema ‘Berperan Serta dalam Karya Pemulihan Ciptaan.
Pendeta Yefta Setiawan Krisgunadi dalam khotbahnya kepada jemaat GKI Salatiga, menyampaikan bahwa minggu trinitas adalah bagian dari ajaran Gerejawi dan masuk dalam liturgi sekaligus selalu diucapkan dalam setiap kali jam ibadah.
Misalnya dalam pengakuan iman rasuli trinitas selalu muncul, kemudian Pendeta Yefta Setiawan Krisgunadi juga menjelaskan kepada jemaat GKI Salatiga bahwa banyak orang yang menganggap jika trinitas sebagai bagian dari penjelasan matematis.
Padahal ajaran tersebut tidak menekankan mengenai berapa jumlah Allah, melainkan sifat dan fungsi dari hakekat Allah sendiri, karena dalam bahasa Ibrani Allah disebut sebagai Elohim sifatnya jamak atau lebih dari satu.
Baca Juga: Hudatos, Pesan Pendeta Helen Ruth Manurung dalam Perayaan Pentakosta di GKI Salatiga
Artinya dalam ajaran orang Israel menganggap bahwa, Allah yang menciptakan benda-benda langit, tata surya dan lain sebagainya sebagai Allah yang sangat berkuasa, dikatakan jamak dalam artian sangat berkuasa menciptakan segalanya.
Memang dalam alkitab tidak menyebutkan istilah trinitas, bahkan dalam surat-surat Paulus yang banyak tersebut pun tidak menyebutkannya, tetapi dalam 2 Korintus 13:13 menyebutkan konsep dari trinitas tersebut.
Penjelasan mengenai trinitas baru muncul ketika Gereja mulai berkembang dalam dunia Barat, karena rupanya ada pengaruh Yunani, yang dalam ajarannya selalu ada hierarkhi atau tingkatan sehingga mereka mencoba menjelaskan Allah dengan tingkatan pula.
Berbicara mengenai jumlah Allah, kemudian pak Yefta menjelaskan dengan cara bertanya kepada jemaat mengenai jumlah udara yang sementara di hirup, apakah setiap ruangan memiliki jumlah udara yang berbeda?
Tentu tidak bukan, karena baik dalam ruangan apapun dan dimanapun udara yang kita hirup tetap sama, sama dengan hakekat Allah itu sendiri yang pada dasarnya adalah tunggal, dalam kekristenan dikatakan sebagai Tritunggal Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus.
Kejadian 1:1-31 selain menjelaskan mengenai penciptaan alam semesta, pasal ini juga menjelaskan tentang konsep dari trinitas, yaitu Allah yang menciptkan langit dan bumi Roh Allah yang melayang-layang di atas permukaan permukaan air, serta dengan berfirman Allah menciptakan terang.
Kemudian dalam kekristenan mengakui bahwa Allah adalah Bapa dan Firman-Nya yang menjadi daging dan hidup bersama dengan manusia, adalah Yesus Kristus sendiri sebagai Anak-Nya yang tunggal dan Roh Kudus sebagai penolong dan penghibur.
Melalui Matius 28:16-20, dianggap sebagai pesan terakhir Yesus ketika hendak naik ke sorga dengan janji bahwa Dia senantiasa menyertai umat-Nya sampai kepada akhir zaman, tentu saja melalui Roh Kudus kita selalu diajak agar dapat berbuat baik.
Selain itu, Roh Kudus dapat memampukan kita supaya dapat mengambil bagian dalam karya pemulihan ciptaan-Nya, karena alam ciptaan Tuhan ini sedang terancam rusak karena terjadi longsor, banjir, gempa bumi dimana-mana.