ASPIRASIKU - Dalam dunia bisnis yang semakin bergantung pada sistem informasi, menjaga keandalan dan keamanan sistem menjadi hal krusial bagi setiap perusahaan.
Ketika terjadi masalah, seperti kesalahan sistem, kebocoran data, atau performa yang tidak optimal, maka langkah investigasi sistem harus segera dilakukan.
Namun, investigasi sistem bukan sekadar menelusuri log atau mengandalkan intuisi teknisi.
Dibutuhkan pendekatan yang sistematis dan terstruktur agar hasilnya akurat dan dapat dijadikan dasar perbaikan ke depan.
Baca Juga: Fakta Mengejutkan! Ini yang Membedakan RTD Coffee Latte dan RTD Cappuccino dalam Rasa dan Komposisi!
Investigasi sistem adalah proses mengidentifikasi, menganalisis, dan mengevaluasi berbagai komponen dalam sistem perusahaan, baik dari sisi perangkat keras, perangkat lunak, jaringan, hingga pengguna sistem.
Tujuan utamanya adalah menemukan akar permasalahan (root cause) dan memberikan solusi yang sesuai.
Proses ini juga penting untuk mencegah insiden serupa di masa mendatang.
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah perencanaan investigasi. Tahap ini mencakup penentuan ruang lingkup, tujuan investigasi, serta tim yang akan terlibat.
Baca Juga: Biar Gak Blank! Simak Apa yang Harus Dilakukan Sebelum Memberikan Pidato di Depan Umum
Perusahaan perlu menentukan apakah investigasi mencakup seluruh sistem atau hanya pada modul tertentu, seperti sistem akuntansi, database pelanggan, atau server internal.
Perencanaan ini juga harus menyertakan jadwal, sumber daya yang dibutuhkan, serta batasan-batasan yang harus dihormati, seperti tidak mengganggu sistem yang sedang beroperasi.
Langkah berikutnya adalah pengumpulan data. Data yang dikumpulkan bisa berupa log aktivitas sistem, laporan error, histori akses pengguna, performa jaringan, hingga catatan manual dari pengguna.
Pengumpulan data harus dilakukan secara hati-hati agar tidak merusak bukti digital. Dalam beberapa kasus, perusahaan bisa menggunakan tools forensik IT untuk mendapatkan jejak digital yang valid dan terverifikasi.