ASPIRASIKU – Pendeta Paulus Dian Prasetya, memulai khotbahnya dengan mengajak jemaat GKI Salatiga sejenak menutup mata, rasanya bahwa tidak ada semua hal yang dilihat sama persis, karena diciptakan berbeda.
Ibadah yang berlangsung pada pukul 9.30 WIB ini mengusung tema Kesatuan Cinta Allah, dalam ibadah tersebut jemaat GKI Salatiga dihimbau oleh Pendeta Paulus Dian Prasetya, agar dapat menghargai keragaman.
Pendeta Paulus Dian Prasetya memberi 3 pesan autokritik bagi jemaat GKI Salatiga, baik sebagai komunitas Kristen, individu dan denominasi.
Melalui khotbahnya Pendeta Paulus sapaannya, menjelaskan bahwa perbedaan yang dimaksud adalah tentang asal suku, warna kulit maupun antar denominasi Gereja.
Baca Juga: Hari Raya Kenaikan Yesus Kristus ke Sorga, Ini Pesan Pendeta Helen Ruth Manurung di GKI Salatiga
Dirinya kemudian menyikapi perbedaan tersebut akan muncul 3 tipe orang yaitu, ada yang menolak perbedaan, mengabaikannya dan ada pula yang menerimanya.
Bagi yang menolak perbedaan, cenderung melawan dan tidak ingin menerima kenyataan bahwa setiap orang berbeda.
Bagi mereka yang cenderung bersikap mengabaikan perebedaan, karena ingin mencapai tujuan dan kepentingan mereka, sehingga mereka tidak peduli jika berbeda itu baik atau sebaliknya.
Bagi mereka yang menerima keragaman adalah orang yang merasa setiap perbedaan merupakan kekayaan yang perlu dikelola dengan baik sebagai kekuatan.
Pendeta Paulus, kemudian menanyakan apa jadinya jika semua orang yang berbeda dikumpulkan dalam sebuah ruangan, tentu bukanlah perkara mudah dalam mengelolanya.
Bacaan Alkitab dalam, Yohanes 17:1-11 yang berjudul Doa Yesus untuk murid-murid-Nya, setidaknya menekankan 3 hal.
Baca Juga: Inil 5 Hal yang Akan Terjadi Jika Stroke Menyerang Tubuh Kita, Wajib Diwaspadai!
Pertama, sebagai komunitas Kristen dalam jemaat tentu kita terpanggil dengan segala kelebihan yang kita miliki untuk mampu berbuat sesuatu bagi komunitasnya.
Panggilan untuk hidup berbagi baik secara materi maupun secara pastoral, bagi yang membutuhkan jalan keluar terhadap masalah dalam hidup, seseorang wajib menolong.
Bagaimana sebagai bagian dari komunitas Kristen memiliki kepekaan atau empati dalam membantu saudaranya yang membutuhkan, menyediakan waktu untuk mendengar kisah hidupnya, bahkan jika perlu bertanya adakah hal yang bisa dilakukan untuk membantu saudara seiman tersebut.
Artikel Terkait
Viral Wanita Hijab Nikah di Gereja, Benarkah Kemenag Bolehkan Pernikahan Beda Agama?
Gibran Rakabuming Cek Kesiapan Paskah Gereja di Sela Waktu Ngabuburit, Izinkan ‘Ramai’ Seperti Tarawih
Wakil Gubernur Lampung Sayangkan Aksi Pembubaran Ibadah di Gereja GKKD di Bandar Lampung
Begini Kronologi Pembubaran Ibadah di Gereja GKKD Bandar Lampung oleh Oknum Ketua RT yang Viral di Medsos
Pembubaran Ibadah di GKKD Bandar Lampung, Kepala Kemenag Turun Tangan Pertemukan Warga dan Pihak Gereja