Inilah Fenomena Munculnya Kristen Muhamadiyah sebagai Bentuk Toleransi Keberagaman di Indonesia

photo author
- Kamis, 1 Juni 2023 | 09:45 WIB
Foto Nadiem Makarim, Andy Noya bersama peserta seminar bedah buku Kristen Muhamadiyah (Dok. Muhamadiyah)
Foto Nadiem Makarim, Andy Noya bersama peserta seminar bedah buku Kristen Muhamadiyah (Dok. Muhamadiyah)

 

ASPIRASIKU – Muhamadiyah dinilai sudah mulai terbuka karena mampu melahirkan varian baru, yaitu Kristen Muhamadiah alias KrisMuha, varian tersebut merujuk kepada orang Kristen yang menjadi simpatisan Muhamadiyah.

Fenomena Kristen Muhamadiyah dianggap unik karena berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Abdul Mu’ti dan Fajar Riza Ulhaq, yang kemudian disusun dalam bentuk suatu buku dengan judul Kristen Muhamadiyah Mengelola Pluralitas Agama dalam Pendidikan.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) tertarik dengan buku Kristen Muhamadiyah dan menggelar acara untuk membedah buku tersebut, bekerjasama dengan Lembaga Kajian dan Kemitraan Strategis (LKKS) Pimpinan Pusat (PP) Muhamadiyah.

Baca Juga: Harga Tiket Liburan Pulau Pahawang 2023, Intip Fasilitas dan Keseruan yang Bisa Didapatkan Saat Liburan

Acara tersebut digelar pada Senin 22 Mei 2005 di kantor Kemendikbudristek, Jalan Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, menurut Ketua LKKS PP Muhamadiyah, Fajar Riza Ulhaq buku tersebut mencerminkan keadaan toleransi di daerah-daerah terpencil di Indonesia.

Terutama di daerah terdepan, terpencil dan tertinggal yang dimaksud dengan daerah pinggiran Indonesia yaitu Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT), Serui, Papua dan Putussibau, Kalimantan Barat (Klabar).

Menurut Fajar, fenomena hadirnya varian tersebut disebabkan karena adanya interaksi secara terus menerus antara siswa-siswa Muslim dan Kristen dalam lingkungan pendidikan di sekolah-sekolah Muhamadiyah, tetapi mereka tidak lalu hilang kepercayaan sebagai Kristen yang taat.

Baca Juga: Kemenag Buka Seleksi Beasiswa Indonesia Bangkit 2023, Simak Inilah Jadwal dan Benefit yang Diberikan

“Kami tidak menduga ketertarikan dan antusiasme masyarakat (pembaca) terhadap karya ini masih sedemikian besar hingga saat ini, meskipun buku ini pernah diterbitkan 2009 silam,” ucap Fajar.

“Inilah kontribusi Muhammadiyah dalam membangun generasi Indonesia yang lebih toleran, inklusif dan terbiasa hidup bersama dalam perbedaan,” lanjutnya.

Abdul Mu’ti sebagai Sekretaris Umum PP Muhamadiyah menyampaikan bahwa pada awalnya buku tersebut diterbitkan pada tahun 2009 tetapi, masih kurang mendetail menyangkut data-data, dan kali ini menurutnya buku itu sudah diterbitkan oleh penerbit buku Kompas.

Baca Juga: Jadwal Acara TV Jumat, 2 Juni 2023: ANTV, SCTV, MNCTV, Trans TV, Trans 7, NET TV, Indosiar, RCTI, GTV

Setelah diterbitkan oleh Kompas Gramedia, rupanya telah mengalami penyempurnaan yang utuh dan menyeluruh serta diperbaiki dengan baik.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Adi Gunawan

Sumber: Muhammadiyah

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X