Kiprah Orang Palembang (2): Reformasi dan Kebangkitan 'Wong Kito Galo'

photo author
- Sabtu, 11 November 2023 | 16:01 WIB
Kiprah Orang Palembang (2): Reformasi dan Kebangkitan 'Wong Kito Galo' (Freepik / yoyoherp)
Kiprah Orang Palembang (2): Reformasi dan Kebangkitan 'Wong Kito Galo' (Freepik / yoyoherp)

 

ASPIRASIKU - Jika ada yang bertanya, kota mana di Indonesia yang paling beruntung selama era reformasi? Jawabannya satu, yakni Palembang.

Mengapa? Karena selama kurun waktu 14 tahun yakni selama 2004-2018, Palembang mampu mengubah diri dari sebuah kota kecil yang tidak memiliki hotel berbintang menjadi kota besar yang menyedot pundi-pundi para pebisnis kelas kakap.

Prestasi itu lahir berkat kemampuannya menjadi penyelenggara kegiatan olahraga berskala nasional dan internasional. Hal ini terjadi karena adanya solidaritas yang kuat di antara sesama orang Palembang.

Baca Juga: Jadwal Liga Inggris Pekan Ke-12 Minggu, 12 November 2023 dan Cara Live Streamingnya, Ada Super Big Match Seru!

Mereka mengesampingkan perbedaan aliran politik dan lain sejenisnya, lalu bersatu dan bekerja sama mempejuangkan Palembang menjadi kota bertaraf internasional. Kota yang dapat menggema di seluruh dunia.

Awal mula kebangkitan tersebut dimulai dari penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XVI di Sumatera Selatan pada 2-14 September 2004. Kegiatan itu melibatkan 5.660 atlet, 2.830 orang official, 1.000 orang wasit dan 75 orang technical delegate. Belum lagi penonton dan para pendukung lainnya dari semua provinsi di Indonesia.

Dua pekan berselang dilakukan Pekan Olahraga Cacat Nasional (Porcanas) pada 30 September-4 Oktober 2004. Kegiatan ini diikuti 1.000 orang atlet dan official, 68 orang wasit dan 8 orang technical delegate.

Baca Juga: 6 Cara Menanamkan Growth Mindset pada Anak-Anak Sejak Dini, Orang Tua Harus Tahu Ini Penting Banget

Bangun infrastruktur

Untuk menyukseskan pesta olahraga tersebut, pemerintah membangun kompleks olahraga di Jakabaring. Membangun kembali landas pacu dan terminal penumpang bandar udara Sultan Badaruddin II Palembang agar pesawat berbadan lebar pun mampu mendarat dengan nyaman. Frekuensi penerbangan dari Jakarta ke Palembang pergi pulang pun mulai bertambah.

Saat yang sama, sejumlah investor swasta mulai membangun hotel berbintang di Palembang. Ini sebuah loncatan besar, sebab sebelumnya Kota Palembang agak tertinggal dibanding dengan Kota Bandar Lampung yang kala itu sudah memiliki hotel bintang tiga.
Setelah itu, kegiatan nasional pun mulai banyak digelar di Palembang. Sumsel pun menjadi salah satu pilihan utama bagi investor nasional dan asing untuk berinvestasi.

Pemda setempat kemudian tetap merawat kompleks olahraga Jakabaring dengan baik. Salah satu di antaranya adalah membeli klub sepakbola Persijatim yang berganti nama menjadi Sriwijaya FC. Klub ini memanfaatkan Stadion Jakabaring sebagai kendang dan terus berkembang.

Baca Juga: Fatwa MUI Haramkan Beli Produk Israel dan Pendukungnya, Berikut Deretan Produk Terindikasi Pro Israel

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Adi Gunawan

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Menggerakkan Roda Literasi Masyarakat

Jumat, 7 November 2025 | 18:37 WIB

DEMONSTRASI: AKUMULASI KEKECEWAAN RAKYAT

Sabtu, 30 Agustus 2025 | 15:02 WIB

MARWAH KAMPUS TUMBANG LEWAT IZIN TAMBANG

Selasa, 28 Januari 2025 | 06:00 WIB

Penyebab Banjir di Bandar Lampung Pure Cuaca Ekstrem?

Senin, 26 Februari 2024 | 13:00 WIB

Pesan Penting untuk Anakku....

Selasa, 16 Januari 2024 | 20:32 WIB

Harap-harap Cemas PON Lampung

Senin, 27 November 2023 | 19:56 WIB
X