ASPIRASIKU – Kisah Pentakosta adalah sebuah kisah yang akrab bagi umat Kristen, kali ini kita akan membahasnya bersama arti nama Chrissandhy, nama yang diberikan oleh mendiang ayah saya yang kala itu sedang berstudi di Yogyakarta sekitar tahun 1990an.
Seperti yang diketahui bahwa Yogyakarta memang disebut sebagai kota pelajar, makanya mendiang ayah saya memberanikan diri untuk berstudi di sana, lalu apa kaitan kisah Pentakosta yang bersifat sakral dengan sebuah nama Chrissandhy yang terdengar biasa saja.
Apakah kisah Pentakosta sama dengan nama Chrissandhy atau berbeda lalu apa kira-kira yang menjadi alasan mendiang ayah saya yang saat itu sedang sibuk berstudi di Yogyakarta, masih menyempatkan waktu untuk memikirkan sebuah nama untuk putrinya.
Pada saat mendiang ayah sedang berstudi, saya sementara dikandung oleh ibu yang saat itu sementara berada di Ambon, nama tersebut memang penuh misteri apakah nama tersebut adalah salah satu tokoh dalam buku yang ayah baca nobody knows.
Bersifat misteri, itulah yang terjadi pada hari turunnya Roh Kudus, ketika semua orang Kristen mula-mula berkumpul di suatu tempat, tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi tiupan angin keras memenuhi seluruh rumah, dimana mereka duduk.
Tampaklah kepada mereka seperti lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran kemudian hinggap pada masing-masing, maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, sehinga mereka mulai berkata-kata dalam bahasa lain (Kis. 2:1-4).
Disaksikan oleh berbagai bangsa di Yerusalem yang sontak terkejut karena para murid adalah orang Galilea dan bagaimana mungkin bisa berbahasa dengan bahasa mereka, orang-orang yang hadir berasal dari Partia, Media, Elam penduduk Mesopotamia, Yudea, Kapadokia, Pontus, Asia.
Selanjutnya Frigia dan Pamfilia, Mesir dan daerah-daerah Libia yang dekat Kirene, pendatang dari Roma baik orang Yahudi maupun penganut agama Yahudi orang Kreta dan orang Arab, mereka kemudian berkata bahwa para Rasul itu telah berkata-kata dengan bahasa mereka (Kis.2:9-11).
Mereka menceritakan perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah, sehingga mereka semua tercengang-cengang dan termangu-mangu sambil berkata seorang kepada yang lain, apakah arti semua ini, tetapi kemudian ada yang menyindir bahwa mereka sedang mabuk anggur manis.
Mendengar hal tersebut, Petrus bersama kesebelas murid itu berdiri lalu berkata, mereka tidak sedang mabuk anggur manis karena waktu baru menunjukan pukul 9 pagi, selanjutnya dia mengatakan bahwa kejadian saat itu sebagai penggenapan kitab Nabi Yoel 2:28-32.