Manuver orang Palembang belum selesai. Pada tahun 2018, Palembang bersama Jakarta terpilih lagi menjadi tuan rumah pesta olahraga masyarakat Asia (Asian Games). Panggung promosi ibukota Sumatera Selatan pun bertambah tinggi dan semakin meluas.
Palembang pun menjadi buah bibir masyarakat Asia dan dunia. Sorot mata dunia pun tertuju ke Palembang. Palembang menjadi kota pertama di luar Jakarta yang menjadi tuan rumah event olahraga terbesar di Asia ini.
Demi menjadi tuan rumah yang baik, pemerintah membangun sejumlah fasilitas umum dan infrastruktur secara besar-besaran di Palembang. Misalnya, perluasan terminal penumpang bandara dan perpanjangan landas pacu bandara Sultan Badaruddin II, pembangunan jembatan Sungai Musi II, pembangunan kereta layang dengan rute bandara ke Jakabaring, renovasi tempat pertandingan di kompleks Jakabaring.
Baca Juga: Kini Menjaga Kesehatan Mental Dapat Dibantu Oleh Apple Watch, Apakah Kamu Pernah Mencobanya?
Total dana yang terserap dalam Pembangunan infrastruktur dan fasilitas umum baik bersumber dari APBN, penyertaan modal negara dan dana pihak ketiga mencapai Rp 68 triliun. Nilai investasi ini cukup fantastik.
Kalau tanpa adanya even olahraga seperti Asian Games di Palembang, Sumatera Selatan takkan mungkin mendapatkan dukungan dana begitu banyak untuk membangun infrastrukur dan fasilitas umum lainnya dalam waktu yang relatif pendek. Inilah keuntungan bagi Palembang.
Saat ini kita menyaksikan betapa wajah Kota Palembang berubah begitu drastic. Kota itu semakin hidup sebagai pertanda ekonomi masyarakat pun menggeliat. Hotel berbintang hadir begitu banyak. Tingkat keterisian pun selalu di atas 70 persen.
Aktivitas di Bandara Sultan Badaruddin II juga tinggi, sebab frekuensi kedatangan dan keberangkatan cukup padat. Kondisi ini menandakan bahwa perekonomian setempat terus berkembang dan selalu memberikan harapan baik.
Solidaritas yang kuat
Memang, harus kita akui, potensi sumber daya alam di Sumatera Selatan juga sangat besar. Ada kilang minya di Plaju yang memproduksi bahan bakar minyak mencapai 1,6 juta-1,7 juta barel per bulan. Kilang minyak di Plaju merupakan yang tertua di Indonesia. Usianya melebihi 100 tahun.
Belum lagi tambang batu bara yang berlimpah. Menurut data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), dari total sumber daya batu bara nasional sebesar 149,01 miliar ton, Sumsel berkontribusi sekitar 43 miliar ton. Adapun cadangan batu bara nasional yang mencapai 36,60 miliar ton, Sumsel menyumbang 9,3 miliar ton.
Seharusnya dengan mengandalkan potensi tambang yang ada yang didukung dengan perkebunan karet dan kelapa sawit, Sumsel sepatutnya mampu berkembang. Wajah Kota Palembang sebagai sentra pergerakan ekonomi sepantasnya lebih hidup.
Baca Juga: UMR Surabaya 2024 Berapa? Ini Upah yang Akan Didapatkan Buruh atau Pekerja Jika Ada Kenaikan
Akan tetapi, faktanya jauh panggang dari api. Kondisi ini menimbulkan kegelisahan yang luar biasa di kalangan orang Palembang. Mereka menyadari perlu sebuah terobosan yang luar biasa agar perekonomian Sumsel dan Palembang bisa bertumbuh signifikan dan signifikan. Bahkan, Palembang perlu menjadi kota bertaraf internasional.