Hasil verifikasi dapat digunakan untuk menilai apakah ada bagian dari sistem HACCP yang perlu diperbaiki, diperbarui, atau bahkan dirombak total akibat perubahan proses, bahan baku, teknologi, atau peraturan terbaru.
Verifikasi juga sangat penting dalam konteks regulasi dan sertifikasi. Banyak lembaga pengawas pangan dan auditor independen mensyaratkan bukti bahwa sistem HACCP telah diverifikasi secara berkala.
Tanpa prosedur verifikasi yang terdokumentasi dengan baik, perusahaan bisa gagal memenuhi standar keamanan pangan nasional maupun internasional.
Prosedur verifikasi juga berperan dalam membangun kepercayaan konsumen dan mitra bisnis.
Baca Juga: Ulang Tahun ke-64, Jokowi Dapat Bunga Anggrek dari Presiden Prabowo
Ketika suatu perusahaan mampu menunjukkan bahwa sistem HACCP-nya tervalidasi secara rutin, maka itu menjadi sinyal kuat bahwa mereka serius terhadap keamanan pangan.
Hal ini bisa menjadi nilai jual penting di pasar yang semakin peduli terhadap kualitas dan keamanan produk.
Selain itu, verifikasi membantu dalam mendeteksi adanya penyimpangan yang mungkin tidak teridentifikasi oleh pemantauan harian.
Sebagai contoh, jika terjadi kesalahan prosedur selama beberapa minggu yang luput dari pemantauan, maka verifikasi berkala bisa menjadi mekanisme penangkapan yang efektif untuk mencegah masalah yang lebih besar.
Baca Juga: KPK Minta Keterangan Ustaz Khalid Basalamah Terkait Dugaan Korupsi Kuota Haji Kemenag
Namun, penting untuk membedakan antara verifikasi dan pemantauan. Pemantauan adalah kegiatan rutin yang dilakukan secara harian atau real-time untuk memastikan bahwa batas kritis pada setiap CCP tidak dilanggar.
Sementara itu, verifikasi dilakukan secara berkala untuk mengevaluasi keseluruhan sistem, bukan hanya titik per titik.
Agar efektif, prosedur verifikasi harus dirancang dengan frekuensi, metode, dan tanggung jawab yang jelas.
Setiap kegiatan verifikasi harus didokumentasikan dengan baik, termasuk hasil temuan dan tindakan korektif yang diambil.