Dalam soal warna, Mars memang tampak merah karena adanya oksida besi (karat) di permukaannya.
Baca Juga: 20 Soal Kompetensi Teknis PPPK Guru Terampil 2025, Disertai dengan Jawaban dan Pembahasan
Namun, jika dilihat lebih dekat, warna Mars sebenarnya bervariasi dari merah terang, oranye, coklat, hingga bahkan keemasan, tergantung pada kandungan mineral dan cahaya matahari saat itu.
Mars juga memiliki medan gravitasi yang hanya sekitar 38% dari gravitasi Bumi.
Ini berarti jika seseorang memiliki berat 100 kilogram di Bumi, beratnya di Mars hanya sekitar 38 kilogram.
Fakta ini membuka peluang besar dalam dunia eksplorasi manusia, tetapi juga menghadirkan tantangan baru dalam menjaga kesehatan otot dan tulang manusia.
Baca Juga: Confess I Love You Terlalu Dini: Tips Menghadapi Beragam Respon Tanpa Kehilangan Kendali
Hal lain yang sering terlupakan adalah bahwa Mars mengalami gempa, yang disebut "marsquake". Pada 2018, misi InSight NASA berhasil mendeteksi getaran seismik di Mars.
Ini menunjukkan bahwa Mars masih memiliki aktivitas internal, meskipun tidak seaktif Bumi.
Tak kalah menarik, Mars pernah memiliki medan magnet global seperti Bumi, tetapi entah bagaimana, medan magnet ini menghilang sekitar 4 miliar tahun yang lalu.
Kehilangan medan magnet membuat Mars lebih rentan terhadap radiasi matahari dan kosmik, mempercepat perubahan drastis dalam atmosfer dan kondisi permukaannya.
Beberapa penelitian terbaru juga menyebutkan bahwa Mars mungkin memiliki bahan kimia beracun di tanahnya, seperti perklorat.
Baca Juga: Setelah Selesai Melaksanakan SNBT Kamu Wajib Lakuin 3 Hal Ini Penting Ini!
Ini berarti bahwa mengolah tanah Mars untuk bercocok tanam memerlukan teknologi canggih untuk menghilangkan racun sebelum digunakan.
Di balik semua tantangan itu, para ilmuwan tetap optimis. Dengan berbagai misi seperti Perseverance Rover dan rencana misi manusia ke Mars oleh NASA dan SpaceX, harapan untuk mengungkap lebih banyak misteri tentang Mars tetap hidup.
