Penjaga Pantai Memang Nggak Pernah Bisa Peka

photo author
- Kamis, 19 Agustus 2021 | 05:30 WIB
Adi Gunawan. (Ilustrasi/Aspirasiku)
Adi Gunawan. (Ilustrasi/Aspirasiku)

Saya dan kawan-kawan langsung paham dengan keberadaan portal seperti itu. Itu tak ubahnya pertanda,“hanya yang berkepentingan yang boleh masuk," ups bukan…  maksud saya,“hanya yang bayar yang boleh masuk."

Baca Juga: Lirik Lagu Pulang - Maudy Ayunda : Soundtrack Film Losmen Bu Broto

Mudah ditebak, kami pun melengos dan mengarahkan motor ke ruas jalan yang tidak dipasangi portal.

Rombongan motor melaju ke arah pantai yang tidak ada pengelolanya. Tapi bukan berarti kami sudah terhindar dari intaian para penghuni gubuk berportal tadi.

Sesaat setelah kami yang berjumlah tak kurang dari 30 orang memarkirkan motor, saya melihat dari arah gubukan meluncur sebuah sepeda.

Saya sempat perhatikan wajah girang si penggowesnya. Dengan bersemangat dia mengarahkan tunggangannya ke arah kami.

Baca Juga: Tempat Wisata Lampung Harus Sediakan Satgas Covid-19 untuk Pantau Prokes Wisatawan

Beberapa kawan saya sudah saling tukar pandang menyaksikan ulah si pengendara sepeda. Agaknya, mereka sudah dapat menerka manuver apa yang bakal digelar orang itu sebentar lagi.

Sebagian kawan-kawan saya lantas berdiri berjejer seakan menyongsong kedatangannya. Sedangkan sebagian lagi langsung bergerak menyebar menjalankan niatan utama kami mendatangi pantai ini.

Detik bertambah detik seirama dengan kayuhan kaki orang di atas sadel sepeda yang semakin mendekati kami.

Tapi semakin mendekat, kayuhan sepedanya semakin melemah. Seakan pengayuhnya sudah kehabisan tenaga.

Baca Juga: Rekomendasi Tempat Wisata di Lampung, 8 Air Terjun Ini Cocok Masuk Daftar Tujuan Libuanmu!

Sementara kawan-kawan yang berjajar itu masih pada posisi menunggu. Sampai kemudian sepeda itu benar-benar berhenti di dekat kami.

Sejenak orang di atas sepeda menyapukan pandangannya. Beberapa di antara kami menyambutnya dengan melemparkan senyum, sedangkan sebagian lagi balas memandang tanpa ekspresi.

Terutama kawan-kawan saya yang sedang berdiri berjajar menunggunya. Alih-alih balas senyum, sepertinya mata mereka tak berkedip saat melihat lelaki itu.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Adi Gunawan

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Menggerakkan Roda Literasi Masyarakat

Jumat, 7 November 2025 | 18:37 WIB

DEMONSTRASI: AKUMULASI KEKECEWAAN RAKYAT

Sabtu, 30 Agustus 2025 | 15:02 WIB

MARWAH KAMPUS TUMBANG LEWAT IZIN TAMBANG

Selasa, 28 Januari 2025 | 06:00 WIB

Penyebab Banjir di Bandar Lampung Pure Cuaca Ekstrem?

Senin, 26 Februari 2024 | 13:00 WIB

Pesan Penting untuk Anakku....

Selasa, 16 Januari 2024 | 20:32 WIB

Harap-harap Cemas PON Lampung

Senin, 27 November 2023 | 19:56 WIB
X