ASPIRASIKU - Ini adalah bab khusus untuk pekan pertama bagi kamu yang sedang berada di ruang fiktif.
Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.
Pada cerita fiktif ini mungkin relate dengan situasi pandemi saat ini. Namun seperti arti fiktif itu sendiri cerita ini hanyalah fiksi, tidak realistis, dan tidak bersifat nyata.
Kamu dapat membaca cerita fiktif ini di setiap hari Sabtu untuk terus mengikuti alur ceritanya.
Baca Juga: Makanan ini Bisa Menimbulkan Penyakit Diabetes Jika Dikonsumsi Secara Bersamaan
Sewindu: Delapan Tahun setelah Pandemi - Penguntit (Bab 2)
Di sudut perbatasan Kota Zero mendapatkan pengawasan ketat. Ribuan personel gabungan yang merupakan tentara dan kepolisian melakukan penjagaan selama dua puluh empat jam, dengan pergantian sift secara berkala.
Penduduk asing dilarang memasuki kota ini sejak pertama kali para pemimpin dunia mengumumkan situasi pandemi.
Dengan penjagaan yang ketat inilah yang membuat Kota Zero nampak seperti sebuah penjara raksasa.
Baca Juga: Penderita Diabetes Juga Perlu Berolahraga, Tapi Harus Perhatikan Beberapa Hal Berikut!
Batas kota dipagari tembok besi yang mengeluarkan sengatan listrik. Setiap kurang dari seratus meter terdapat sebuah pos jaga yang dahulu bersifat sementara, kini telah menjadi bangunan permanen. Lengkap dengan fasilitas penunjangnya.
"Kau dengar kabar virus di luar sana telah bermutasi?" tanya seorang prajurit kepada rekannya.
"Tidak. Kau tahu, kota ini hanyalah satu-satunya yang damai. Bagaimana cara kau mendengar kabar virus di luar sana telah bermutasi?"