ASPIRASIKU – 3 kata berikut ini yakni iman, aman dan amin ternyata berasal dari sebuah akar kata Ibrani yang sama akan tetapi ahli justru mengatakan hal yang berbeda, biar lebih jelas sebaiknya ikuti ulasan ini dengan baik yah.
Iman, aman dan amin adalah 3 buah kata yang seringkali kita dengar, memang kata iman dan amin sering berkaitan dengan kehidupan rohani, akan tetapi kata aman pun seringkali dipakai untuk menjelaskan situasi rohani atau batin seseorang.
Dilansir dari kanal Youtube DIASPORA TV, pendeta Anwar Tjen sebagai seorang pemimpin redaksi terjemahan Alkitab, menjelaskan mengenai akar kata Ibrani bagi ketiga kata ini yakni iman, aman dan amin.
Rupanya tak banyak yang tahu jikalau ketiga kata ini tak hanya berasal dari sebuah akar kata yang sama melainkan juga memiliki arti yang sama, adapun pembacaan Alkitab yang menjadi pedoman yaitu Ulangan 4:30-31 yang menyatakan:
Baca Juga: Seorang Penganiaya yang Berakhir Teraniaya Oleh Sebuah Komunitas, Mengapa Demikian?
“Apabila engkau dalam keadaan terdesak dan hal ini menimpa engkau di kemudian hari, maka engkau akan kembali kepada Tuhan, Allahmu, dan mendengarkan suara-Nya.“
“Sebab Tuhan, Allahmu adalah Allah penyayang, Ia tidak akan meninggalkan atau memusnahkan engkau dan Ia tidak akan melupakan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu.”
Anwar Tjen menuturkan bahwa setiap manusia pasti sangat senang untuk mengetahui masa depan, maka kebanyakan orang akan lebih tertarik untuk mendengarkan ramalan baik cuaca maupun ramalan lainnya.
Akan tetapi yang disebut dengan ramalan berarti sesuatu yang belum pasti terjadi, sehingga meskipun sangat laris manis namun tetap saja hal tersebut sifatnya tidak akurat, sama halnya dengan kehidupan beriman kita selalu memaksa Tuhan supaya mengikuti setiap rancangan kita.
Kita merancang sebuah kehidupan yang sangat ideal menurut pandangan kita sendiri, akan tetapi teks Alkitab diatas secara terus terang menyatakan bahwa tidak ada kehidupan yang aman-aman saja, dan sejak jauh-jauh hari Tuhan sudah mengatakan bahwa setiap orang akan dilanda masalah.
Setiap kita tidak ada satupun yang imun terhadap sebuah masalah, tidak ada jaminan yang pasti bahwa ketika seseorang dekat dengan Tuhan lantas akan terbebas dari masalah, namun justru orang yang dekat dengan Tuhanlah yang sering mengalami kemalangan.
Teks-teks dalam kitab Mazmur menyatakan dengan jujur akan hal itu, selanjutnya Anwar pun menyampaikan jika Tuhan yang kita yakini itu adalah Tuhan yang sangat penyayang namun terkadang kita justru mengabaikan-Nya.
Dia mengatakan bahwa Tuhan memiliki sifat layaknya seorang ibu yang mengandung anaknya dalam rahimnya, dan kita adalah seorang anak yang sangat tergantung dari sang ibu tersebut, kita bisa beriman serta percaya situasi kita akan aman secara amin atau ya dan pasti karena Tuhan.