Apa dan Bagaimana Bentuk dari Roh Kudus, Apakah Sejenis Makanan Ringan, Lantas Mengapa Begitu Penting?

photo author
- Sabtu, 27 Mei 2023 | 20:01 WIB
Karya Roh Kudus Penuh Misteri Melampaui Akal Sehat namun Bisa Dirasakan.  (Pexels.com)
Karya Roh Kudus Penuh Misteri Melampaui Akal Sehat namun Bisa Dirasakan.  (Pexels.com)

 

ASPIRASIKU – Berbicara tentang Roh Kudus tentu tidak akan terlepas dari cerita Pentakosta, dalam Kisah Para Rasul 2:1-13, dimana pada saat itu berkumpulah orang-orang percaya di suatu tempat kemudian turunlah dari langit bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah.

Pada saat itu mereka yang sedang duduk, menyaksikan lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran sekaligus hinggap pada mereka masing-masing, yang dalam kekristenan diyakini sebagai kuasa Roh Kudus yang dilegalkan dalam perayaan Pentakosta atau orang Yahudi menyebutnya hari ke 50.

Hari Pentakosta atau hari turunya Roh Kudus disaksikan oleh orang-orang yang antara lain berasal dari Partia, Media, Elam penduduk Mesopotamia, Yudea, Kapadokia, Pontus, Asia, yang kemudian heran karena para rasul yang adalah orang Galilea dapat berbicara dalam bahasa mereka.

Pada saat itu orang Kristen mula-mula sedang berada di Yerusalem, sebelum kejadian lidah-lidah api terjadi rupanya sedang terjadi sidang para rasul untuk memilih Matias sebagai pengganti Yudas Iskariot yang telah mengkhianati guru mereka yaitu Yesus Kristus (Kis.1:15-26).

Baca Juga: Benarkah, Yudas Iskariot adalah Tokoh yang Membantu Karir Yesus Kristus Populer agar Lebih Dikenal Dunia?

Setelah mereka selesai dengan sidang rasul tersebut, kemudian mereka menyaksikan karya Roh Kudus seperti yang dijanjikan oleh Yesus setelah kenaikan-Nya ke sorga, artinya pada hari perayaan Pentakosta dimana terdapat segala bangsa disana sebagai simbol bahwa injil harus tersebar.

Injil Yesus Kristus harus disebarkan hingga pelosok dunia ini, diterjemahkan kedalam bahasa dan budaya masing-masing, selain itu sebagai simbol bahwa bukan hanya budaya Yahudi atau Yerusalem yang merupakan tempat dan budaya yang suci.

Melainkan di segala tempat dan budaya adalah suci dan kudus, sehingga dalam kebudayaan dan segala tempat dapat dipakai oleh Allah untuk berkarya, memang tidak dapat dipungkiri bahwa kebudayaan kadang terbatas dalam menterjemahkan karya keselamatan Kristus.

Pentakosta terjadi sebagai simbol dari sebuah keragaman yang harus dihargai oleh setiap orang, karena Allah berkarya melalui keragaman, baik cara pikir, budaya, bahasa bahkan warna kulit, dan Allah sendiri memberi diri untuk dihayati sesuai konteks hidup manusia yang beragam tersebut.

Sama halnya dengan karya Roh Kudus, dalam kekristenan mereka meyakini karya Roh Kudus melalui Maria yang mengandung Yesus oleh kuasa Roh Kudus, kemudian setelah berusia 30 tahun Yesus dibaptis, dan turunnya Roh Kudus dalam rupa burung Merpati ke atas-Nya (Luk.3:22).

Baca Juga: Terima Kasih Tuhan Yesus, Doa Felicya Angelista Saat Buah Hatinya Zefanya Graneth Jatuh Sakit di Negara Orang

Kemudian ketika Pentaskosta, Roh Kudus dalam bentuk lidah-lidah api yang turun dan hinggap pada para rasul sehingga mereka dapat berbicara dalam berbagai bahasa, artinya melalui Pentaskosta Roh Kudus mendorong orang untuk mampu berbicara atau menceritakan karya Allah.

Selain itu, melalui karya Roh Kudus pula mereka juga dimampukan supaya mampu mendengarkan karya penyelamatan Allah tersebut, artinya karunia untuk berbicara sekaligus karunia untuk mendengar, hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang dipengaruhi oleh karya Roh Kudus.

Lalu apa dan bagaimana bentuk dari Roh Kudus itu sendiri, apakah sejenis makanan ringan, dan mengapa sebagai orang Kristen memerlukan Roh Kudus, berikut penjelasannya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Mitra Wibowo

Sumber: Khotbah Pdt. R.A. Samson

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X