Keinginannya tercapai setelah ia diterima di Program Studi Akuntansi FEB UGM pada 2021 melalui dukungan beasiswa KIP-Kuliah.
Namun sebelum berangkat, ia harus meyakinkan orang tua yang sempat ragu menyekolahkan anaknya jauh-jauh.
“Saya jelaskan pelan-pelan tentang peluang beasiswa, lomba, kepanitiaan, hingga asistensi dosen. Baru orang tua paham,” ujarnya.
Ketika Ibu Pergi di Tengah Perjuangan
Perjalanan kuliah Ridho berjalan lancar hingga masa-masa sulit datang pada Juli 2023. Sang ibu—sosok yang selalu menjadi tempatnya bersandar—meninggal akibat sakit jantung.
Dengan mata berkaca-kaca, ia mengenang telepon terakhir bersama ibunya. Saat itu Ridho bercerita bahwa ia terlambat mengumpulkan tugas UAS karena salah melihat tenggat.
“Namun ibu tetap meyakinkan bahwa semuanya akan baik-baik saja,” tuturnya.
Kehilangan itu memberi pukulan mendalam. Namun tekadnya untuk menyelesaikan kuliah sebaik mungkin justru semakin kuat.
“Menekuni hal yang benar-benar disukai membuat proses belajar lebih menyenangkan. Dan perbanyak pertemanan, itu sangat membantu,” ujarnya.
Menjaga Mimpi, Menjaga Langkah
Malam-malam panjang mengerjakan tugas, revisi skripsi yang seakan tanpa akhir, hingga tekanan akademik tak pernah membuatnya menyerah.
Baca Juga: Bupati Aceh Selatan Tuai Kritik Setelah Foto Umrah Viral di Tengah Bencana
Jika ada yang terus ia pegang, itu adalah mimpi yang sempat ia ucapkan saat kecil—mimpi yang ia bawa dari Buton hingga Yogya.