ASPIRASIKU - Noor Fahima Wardaningrum, mahasiswa Program Studi Teknik Nuklir Universitas Gadjah Mada (UGM), mencatatkan prestasi membanggakan dengan terpilih sebagai pembicara termuda yang mewakili Indonesia dalam International Conference on Advanced Radiation Oncology (ICARO-4).
Forum bergengsi yang digelar oleh International Atomic Energy Agency (IAEA) ini berlangsung pada 2–5 Juni lalu di Wina, Austria, dan dihadiri oleh perwakilan dari 114 negara.
ICARO-4 merupakan ajang ilmiah yang mempertemukan para profesional kesehatan, ilmuwan, dan fisikawan medis dari berbagai penjuru dunia.
Fokus utama konferensi adalah membahas perkembangan terkini dalam teknologi radioterapi sekaligus tantangan implementasinya demi peningkatan akses layanan kanker yang lebih baik di masa depan.
Peneliti Muda dengan Inovasi Gamifikasi
Dalam sesi Special Paper Discussion pada 2 Juni, Noor Fahima tampil percaya diri memaparkan penelitian berjudul “Urgency of Implementing Gamification in Microdosimetry Education for Proton Therapy in the Department of Nuclear Engineering and Engineering Physics Universitas Gadjah Mada”.
Penelitian ini ia kerjakan bersama dua rekannya, Marchelino Chrisrichy Cosmo Hutama dan Hanif Riadi.
Baca Juga: Anies Baswedan Kecewa atas Vonis Tom Lembong: Keadilan di Negeri Ini Masih Jauh dari Selesai
“Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi urgensi pemanfaatan gamifikasi dalam pembelajaran mikrodismetri bagi mahasiswa Teknik Nuklir UGM, khususnya pada konsentrasi fisika medis, untuk meningkatkan kapabilitas calon fisikawan medis di Indonesia dalam mempelajari terapi proton,” ungkap Noor Fahima.
Mendapat Apresiasi Dunia
Kehadiran Noor Fahima mendapat sambutan hangat dari para delegasi internasional.
Hany Ammar, Konsultan Fisika Medis dari Children’s Cancer Hospital, Mesir, menyampaikan, presentasi yang sangat bagus dan menarik.
"Jarang sekali mahasiswa sarjana yang masih sangat muda bisa tampil seperti ini. Kamu harus bangga,” kata dia.