Doa dan Air Mata di Balairung UGM: Mengenang Septian dan Bagus, Pejuang Ilmu yang Gugur di Laut Maluku

photo author
- Sabtu, 5 Juli 2025 | 10:00 WIB
Sivitas Akademika UGM Gelar Doa Bersama untuk Mendiang Septian dan Bagus (dok. ugm.ac.id)
Sivitas Akademika UGM Gelar Doa Bersama untuk Mendiang Septian dan Bagus (dok. ugm.ac.id)

Yogyakarta, ASPIRASIKUBalairung Universitas Gadjah Mada (UGM) dipenuhi keheningan yang sarat makna pada Kamis sore (3/7).

Ratusan sivitas akademika UGM berkumpul dalam doa bersama, mengenang dua mahasiswa terbaiknya, Septian Eka Rahmadi dan Bagus Adi Prayogo, yang meninggal dalam kecelakaan laut saat menjalankan tugas pengabdian masyarakat di perairan Debut, Maluku Tenggara.

Dipimpin langsung oleh Prof. drh. Agung Budiyanto, M.P., Ph.D., suasana doa berlangsung khidmat.

Balairung yang biasanya menjadi pusat dinamika kampus berubah menjadi ruang penuh duka, tempat keluarga besar UGM melepas kepergian dua pemuda tangguh dengan iringan doa dan harapan akan kedamaian abadi.

Baca Juga: Del Monte Foods Ajukan Perlindungan Kebangkrutan Usai 140 Tahun Beroperasi, Tertekan Utang dan Salah Strategi Pandemi

“Kedua ananda wafat dalam keadaan jihad, berjuang mencari ilmu, karena memperjuangkan kebaikan dalam kehidupan masyarakat,” ucap Prof. Agung, menekankan bahwa perjuangan Septian dan Bagus bukan sekadar tugas akademik, melainkan misi kemanusiaan.

Turut hadir jajaran pimpinan universitas, dosen, tenaga kependidikan, hingga rekan-rekan mahasiswa.

Semua satu suara dalam duka, kehilangan sosok yang tidak hanya berprestasi, tetapi juga peduli terhadap lingkungan dan masyarakat.

Rektor UGM, Prof. Ova Emilia, menyampaikan duka mendalam.

Baca Juga: Belum Usai, Nirina Zubir Masih Terjerat Proses Hukum Kasus Mafia Tanah, Bakal Hadapi Banding Mantan ART?

“Saya atas nama UGM menyampaikan duka cita. Mereka adalah mahasiswa yang cerdas dan aktif, pemuda yang mendedikasikan dirinya untuk isu lingkungan. Kehilangan ini adalah luka bagi kami semua,” tutur Ova, lirih.

Septian adalah mahasiswa Program Studi Teknologi Informasi, Fakultas Teknik, sementara Bagus menempuh pendidikan di Fakultas Kehutanan.

Keduanya tergabung dalam Tim KKN-PPM Unit Manyeuw yang tengah menjalankan program revitalisasi terumbu karang bersama lima mahasiswa lain dan warga lokal.

Namun pada Selasa (1/7), misi mulia itu berubah menjadi tragedi. Perahu speed boat yang mereka tumpangi terbalik dihantam gelombang dan angin kencang.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Yoga Pratama Aspirasiku

Sumber: ugm.ac.id

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X