MEDAN, ASPIRASIKU — Di sudut Sidorejo, Medan Tembung, seorang ibu terisak bahagia di depan warung kelontong kecilnya.
Tangis itu bukan karena duka, melainkan haru: putri bungsunya, Soraya Esther Br. Sitanggang (18), baru saja mengabarkan bahwa ia diterima di Universitas Gadjah Mada (UGM), kampus ternama di Yogyakarta.
Tak hanya itu, Soraya juga mendapat beasiswa penuh—kuliah gratis hingga lulus.
“Waktu itu saya langsung lari ke ibu yang sedang beres-beres dagangan. Saya tunjukkan pengumumannya. Biru! Tandanya saya diterima,” kenang Soraya, senyumnya merekah saat bercerita.
Bagi Soraya, 18 Maret 2025 adalah hari penuh makna. Ia diterima di Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP).
Keberhasilan itu menghapus segala kecemasan yang menghantuinya selama menunggu pengumuman.
Namun di balik euforia, ibunya, Rosliana M. Sihotang, dihantui realitas: bagaimana membiayai kuliah Soraya? Sebagai single parent sejak Soraya berusia dua tahun, Rosliana mengandalkan warung kecil untuk menghidupi empat anaknya.
“Saya pasrah. Saya hanya bisa berdoa, semoga ada jalan,” tuturnya.
Baca Juga: 15 Soal Literasi Tes Terstandar SPMB 2025 SMA dan Jawaban
Jawaban doa itu datang. Beberapa minggu kemudian, Soraya dinyatakan menerima beasiswa Uang Kuliah Tunggal (UKT) Pendidikan Unggul 100 persen. Semua biaya kuliah ditanggung hingga lulus.
“Saya lega luar biasa. Seolah beban saya diangkat perlahan,” ujar Rosliana dengan mata berkaca.
Mimpi yang Dibayar dengan Ketekunan
Sejak kecil, Soraya terbiasa hidup dalam keterbatasan. Namun dari situ pula ia belajar arti perjuangan.