Yogyakarta, ASPIRASIKU — Lima tahun menjadi orang tua tunggal tak membuat Teluning (41) patah semangat.
Demi menghidupi keluarga besar, ia berjualan cireng, makanan khas Sunda berbahan dasar tepung tapioka.
Meski hanya menghasilkan sekitar Rp900 ribu per bulan, Teluning tetap setia menjalani profesinya, bahkan harus menempuh perjalanan pulang-pergi dari Tompeyan, Yogyakarta ke Purworejo setiap harinya.
“Saya ingat pesan almarhum suami agar menjaga dan membesarkan anak kami, Artita, sepenuh hati,” kata Teluning dengan mata berkaca-kaca, dilansir dari laman ugm.ac.id.
Baca Juga: Mahasiswi UNS Diduga Lompat ke Bengawan Solo, Tinggalkan Surat Permintaan Maaf
Perjuangan Teluning tak sia-sia. Putri semata wayangnya, Artita Lindu Rilawati (19), berhasil diterima di Program Studi Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL) Universitas Gadjah Mada (UGM) melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP).
Hebatnya lagi, Artita mendapat beasiswa Uang Kuliah Tunggal (UKT) Pendidikan Unggul Bersubsidi 100 persen dari kampusnya.
“Saya sangat bersyukur sekali, bisa meringankan beban ibu untuk membiayai saya kuliah,” ujar Artita.
Sejak kecil, Artita dikenal mandiri dan tekun belajar. Tinggal bersama nenek, kakek, dan tantenya di Yogyakarta membuatnya tumbuh dalam lingkungan penuh dukungan.
Ia bahkan tidak memberitahu sang ibu ketika mendaftar ke UGM. “Tahu-tahu sudah keterima. Saya ini nggak ngeh,” kenang Teluning sambil tersenyum.
Lulusan SMAN 2 Yogyakarta ini memang langganan juara kelas. Sejarah menjadi mata pelajaran favoritnya, namun ia juga memiliki strategi belajar yang konsisten setiap hari.
“Biasanya latihan soal-soal pakai buku dan HP, setiap hari di ruang tamu ini,” katanya, sambil menunjuk meja belajarnya yang penuh buku dan catatan.
Tak hanya berprestasi di akademik, Artita juga aktif di bidang seni. Ia menyukai menggambar, melukis, serta menari tradisional.