Ini Dia 7 Spesies Baru Lobster Air Tawar di Papua Barat yang Ditemukan Peneliti UGM

photo author
- Minggu, 22 Juni 2025 | 10:00 WIB
Ilustrasi Lobster Air Tawar (Pexels.com/Magda Ehlers)
Ilustrasi Lobster Air Tawar (Pexels.com/Magda Ehlers)

Yogyakarta, ASPIRASIKU — Tim peneliti dari Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali mencatatkan pencapaian penting dalam eksplorasi biodiversitas Indonesia.

Dalam sebuah studi yang dipublikasikan di jurnal Arthropoda (Quartil 2) pada 6 Juni 2025, para peneliti berhasil mengidentifikasi tujuh spesies baru lobster air tawar dari genus Cherax yang berasal dari Papua Barat.

Penelitian yang berjudul "Seven New Species of Crayfish of the Genus Cherax (Crustacea, Decapoda, Parastacidae) from Western New Guinea, Indonesia" ini merupakan kolaborasi antara UGM, peneliti independen dari Jerman, dan lembaga riset di Berlin.

Baca Juga: Kedubes Arab Saudi Soroti 5 Isu Haji 2025, Kemenag: Semua Sudah Ditangani

“Papua adalah hotspot keanekaragaman hayati yang masih menyimpan banyak misteri. Penemuan ini hanya sebagian kecil dari potensi luar biasa yang belum tereksplorasi,” ujar Dr. Rury Eprilurahman, S.Si., M.Sc., dosen Fakultas Biologi UGM sekaligus penulis kedua dalam publikasi tersebut, Kamis (19/6).

Ketujuh spesies baru tersebut adalah Cherax veritas, Cherax arguni, Cherax kaimana, Cherax nigli, Cherax bomberai, Cherax farhadii, dan Cherax doberai.

Mereka ditemukan di lokasi-lokasi terpencil seperti Misool, Kaimana, Fakfak, dan Teluk Bintuni—wilayah dengan ekosistem air tawar yang masih alami.

Baca Juga: Mulai Hari Ini, 86 Kepala Daerah Siap Ikuti Retret Gelombang II di Kampus IPDN Jatinangor

Rury menjelaskan, identifikasi dilakukan secara integratif menggunakan analisis morfologi dan filogeni molekuler berbasis gen mitokondria 16S dan COI.

Pendekatan ini memberikan validasi ilmiah yang kuat bahwa ketujuh lobster tersebut merupakan spesies yang berbeda secara genetik dan fisik.

“Tidak hanya dari bentuk tubuh dan warna, kami juga memverifikasi dengan data DNA untuk memastikan keunikannya,” jelasnya.

Baca Juga: Rusia Peringatkan AS-Israel soal Wacana Pembunuhan Khamenei: Jangan Buka Kotak Pandora

Menariknya, sebagian besar spesimen awal berasal dari perdagangan lobster hias internasional, dengan nama dagang seperti Cherax sp. "Red Cheek", "Amethyst", dan "Peacock".

Hal ini menunjukkan potensi riset yang muncul dari hobi dan perdagangan spesies eksotik jika dikelola secara etis.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Yoga Pratama Aspirasiku

Sumber: ugm.ac.id

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X