Sebuah simbol bahwa ilmu dan profesi melintasi batas negara demi tujuan bersama: pembangunan berkelanjutan.
Lebih dari sekadar seremoni, pengukuhan ini menjadi awal perjalanan. Hal itu ditegaskan oleh Eka Yogatama, perwakilan lulusan insinyur baru.
“Gelar ini bukan hanya titel, tetapi alat transformasi dan amanah. Kami akan membawa semangat dedikasi dan nilai humanisme ke dalam praktik kerja kami,” ucapnya dengan suara mantap.
Dukungan juga datang dari Sekretaris Jenderal Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Dr. Teguh Haryono, yang mendorong para lulusan untuk segera bergabung dengan PII.
Ia mengingatkan bahwa tugas insinyur tak berhenti pada pembangunan fisik.
“Insinyur juga membangun peradaban. Maka inovasi dan integritas menjadi kunci,” tegasnya.***