Sering Masuk Angin? Ternyata Bukan Penyakit, tapi Fenomena Budaya, Ini Penjelasan Pakar UGM

photo author
- Rabu, 11 Juni 2025 | 12:00 WIB
Ini Penjelasan Masuk Angin Penyakit atau Bukan (Pexels.com/cottonbro studio)
Ini Penjelasan Masuk Angin Penyakit atau Bukan (Pexels.com/cottonbro studio)

ASPIRASIKU — Masuk angin menjadi keluhan kesehatan yang paling sering didengar di kalangan masyarakat Indonesia.

Namun, tahukah Anda bahwa dalam dunia medis, istilah "masuk angin" sebenarnya tidak dikenal secara resmi sebagai nama penyakit?

Hal ini disampaikan oleh Prof. Dr. Atik Triratnawati, M.A., Dosen Antropologi dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (UGM), dalam pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar bidang Antropologi Kesehatan pada Selasa (10/6) di Balai Senat UGM.

Menurut Atik, masuk angin lebih tepat disebut sebagai fenomena budaya yang lahir dari cara masyarakat memaknai kondisi tubuh dan kesehatan.

Baca Juga: Menjawab Pertanyaan, Selain Ekstrakurikuler dan Kompetisi, Apa Saja Aktivitas yang Pernah Dilakukan Sekolah yang Mendorong Interaksi Antarsiswa

“Masuk angin adalah gejala dari penyakit lain seperti flu, namun secara budaya, masyarakat Indonesia memaknai masuk angin sebagai gangguan kesehatan tersendiri,” jelas Atik.

Masyarakat Jawa bahkan mengklasifikasikan masuk angin dalam tiga kategori, yakni masuk angin biasa, masuk angin berat, dan masuk angin kasep atau angin duduk.

Masuk angin biasa biasanya terjadi akibat kelelahan dan gejalanya tergolong ringan seperti kembung, panas, dan pegal-pegal.

Penderitanya masih bisa beraktivitas seperti biasa. Namun, jika dibiarkan, masuk angin bisa berkembang menjadi masuk angin berat yang ditandai dengan gejala tambahan seperti muntah dan diare.

Baca Juga: Ini Tiga Alasan Prabowo Cabut Izin 4 Tambang di Raja Ampat

“Ini biasanya dialami orang yang suka menunda makan dan istirahat karena mengejar pekerjaan,” tambah Atik.

Jenis yang paling berbahaya adalah angin kasep. Gejalanya muncul mendadak dan bisa menyebabkan penderita terjatuh bahkan mengalami nyeri dada yang parah.

“Jika tidak segera diatasi, pada masyarakat awam kondisi ini bisa berujung kematian,” katanya.

Menariknya, pengobatan masuk angin pun sangat beragam dan seringkali bersifat tradisional.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Yoga Pratama Aspirasiku

Sumber: ugm.ac.id

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X