Bagaimana Anda Selama Ini Menjadi Guru? Sudahkah Memahami dan Menerapkan Experiential Learning dan Menerapkannya?

photo author
- Selasa, 17 Juni 2025 | 06:53 WIB
Bagaimana Anda Selama Ini Menjadi Guru? Sudahkah Memahami dan Menerapkan Experiential Learning dan Menerapkannya? (Pexels.com/muallim nur)
Bagaimana Anda Selama Ini Menjadi Guru? Sudahkah Memahami dan Menerapkan Experiential Learning dan Menerapkannya? (Pexels.com/muallim nur)

ASPIRASIKU - Bagaimana Anda selama ini menjadi guru? Apakah Anda sudah memahami experiential learning dan menerapkannya?

Sebagai seorang guru, penting untuk terus merefleksikan bagaimana cara kita mengajar selama ini.

Banyak pendidik mungkin belum menyadari bahwa metode pembelajaran yang diterapkan sehari-hari sejatinya berpengaruh besar terhadap perkembangan siswa.

Baca Juga: Calon Siswa SMA dan SMK di Jawa Tengah Segera Pendaftaran Sekolah Lewat Klik spmb.jatengprov.go.id, Terakhir Daftar Besok 18 Juni 2025

Lantas, bagaimana Anda selama ini menjadi guru? Apakah Anda sudah memahami experiential learning dan menerapkannya dalam kelas?

Menjadi Guru: Lebih dari Sekadar Mengajar

Selama ini, peran guru tidak hanya sebagai penyampai materi. Guru adalah fasilitator, inspirator, dan pengarah bagi siswa untuk menemukan makna belajar.

Cara mengajar yang efektif tentu menuntut guru untuk:

  1. Memberikan contoh nyata.
  2. Mengaitkan materi dengan pengalaman sehari-hari.
  3. Mendorong siswa untuk berpikir kritis dan kreatif.

Baca Juga: KEPALA SEKOLAH CATAT! KPK Pantau Ketat SPMB 2025: Soroti Celah Korupsi dalam Penerimaan Murid Baru

Namun, apakah metode yang kita gunakan sudah cukup relevan dengan kebutuhan zaman?

Apa Itu Experiential Learning?

Experiential learning atau pembelajaran berbasis pengalaman adalah metode di mana siswa belajar melalui pengalaman langsung, bukan sekadar teori.

Konsep ini diperkenalkan oleh David Kolb dan menekankan empat tahap siklus belajar:

  1. Concrete Experience (pengalaman nyata) – siswa mengalami atau melakukan sesuatu.
  2. Reflective Observation (refleksi) – siswa merenungkan pengalaman tersebut.
  3. Abstract Conceptualization (konseptualisasi) – siswa membuat kesimpulan atau teori.
  4. Active Experimentation (eksperimen aktif) – siswa mencoba menerapkan teori dalam situasi baru.

Baca Juga: Kalau Serius Mau Maju, Jawab Dulu: Apa Dukungan yang Anda Butuhkan untuk Melakukan Upaya Tindak Lanjut?

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Yoga Pratama Aspirasiku

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X