ASPIRASIKU - Bagaimana Anda selama ini menjadi guru? Apakah Anda sudah memahami experiential learning dan menerapkannya?
Sebagai seorang guru, penting untuk terus merefleksikan bagaimana cara kita mengajar selama ini.
Banyak pendidik mungkin belum menyadari bahwa metode pembelajaran yang diterapkan sehari-hari sejatinya berpengaruh besar terhadap perkembangan siswa.
Lantas, bagaimana Anda selama ini menjadi guru? Apakah Anda sudah memahami experiential learning dan menerapkannya dalam kelas?
Menjadi Guru: Lebih dari Sekadar Mengajar
Selama ini, peran guru tidak hanya sebagai penyampai materi. Guru adalah fasilitator, inspirator, dan pengarah bagi siswa untuk menemukan makna belajar.
Cara mengajar yang efektif tentu menuntut guru untuk:
- Memberikan contoh nyata.
- Mengaitkan materi dengan pengalaman sehari-hari.
- Mendorong siswa untuk berpikir kritis dan kreatif.
Baca Juga: KEPALA SEKOLAH CATAT! KPK Pantau Ketat SPMB 2025: Soroti Celah Korupsi dalam Penerimaan Murid Baru
Namun, apakah metode yang kita gunakan sudah cukup relevan dengan kebutuhan zaman?
Apa Itu Experiential Learning?
Experiential learning atau pembelajaran berbasis pengalaman adalah metode di mana siswa belajar melalui pengalaman langsung, bukan sekadar teori.
Konsep ini diperkenalkan oleh David Kolb dan menekankan empat tahap siklus belajar:
- Concrete Experience (pengalaman nyata) – siswa mengalami atau melakukan sesuatu.
- Reflective Observation (refleksi) – siswa merenungkan pengalaman tersebut.
- Abstract Conceptualization (konseptualisasi) – siswa membuat kesimpulan atau teori.
- Active Experimentation (eksperimen aktif) – siswa mencoba menerapkan teori dalam situasi baru.