ASPIRASIKU - Menjadi guru bukan sekadar profesi, melainkan sebuah panggilan jiwa untuk terus belajar, tumbuh, dan memberikan dampak positif bagi peserta didik.
Pertanyaan “bagaimana saya selama ini menjadi guru?” adalah sebuah undangan untuk berefleksi, bukan hanya soal metode mengajar, tetapi juga tentang bagaimana saya membentuk diri sebagai pendidik.
Berikut ini adalah contoh jawaban seorang guru dalam menjawab pertanyaan ini: Bagaimana anda selama ini menjadi guru? Apakah anda sudah memahami experiential learning dan menerapkannya? Mari simak.
Dalam perjalanan saya mengajar, saya menyadari bahwa menjadi guru berarti menjadi pembelajar sepanjang hayat—selalu terbuka pada perubahan, pembaruan, dan pendekatan-pendekatan baru dalam dunia pendidikan.
Sejak awal meniti karier sebagai pendidik, saya berusaha untuk tidak hanya berfokus pada penyampaian materi pelajaran, tetapi juga pada pengalaman belajar yang bermakna.
Saya mulai mengevaluasi metode yang saya gunakan: apakah siswa hanya menjadi penerima pasif atau mereka benar-benar terlibat aktif dalam proses belajar?
Dari situ, saya mulai mengenal dan mendalami pendekatan experiential learning atau pembelajaran berbasis pengalaman.
Experiential learning merupakan pendekatan yang menekankan proses belajar melalui pengalaman langsung.
Baca Juga: Cuma yang Punya Integritas yang Bisa Sebutkan Perangkat Lunak Antiplagiasi dengan Tepat!
Dalam kerangka yang dikembangkan oleh David Kolb, pembelajaran ini mencakup empat tahap utama: pengalaman konkret (concrete experience), refleksi (reflective observation), konseptualisasi abstrak (abstract conceptualization), dan eksperimen aktif (active experimentation).
Proses ini tidak linier, melainkan siklus yang terus berputar, memungkinkan siswa belajar secara mendalam dari apa yang mereka alami sendiri.
Saya mulai menerapkan pendekatan ini secara bertahap di kelas. Salah satu bentuk konkret penerapannya adalah saat saya mengajak siswa keluar kelas untuk melakukan observasi langsung terhadap lingkungan sekitar,
lalu mendiskusikan apa yang mereka lihat, merumuskan konsep dari temuan mereka, dan mencoba menerapkannya kembali dalam bentuk proyek atau presentasi.