ASPIRASIKU - Guru bukan sekadar pengajar di ruang kelas, tetapi juga pembentuk karakter, penuntun arah, dan pahlawan dalam senyap.
Dalam setiap kata yang mereka ucapkan, tersimpan harapan agar generasi masa depan tumbuh menjadi pribadi yang kuat, cerdas, dan berakhlak mulia.
Karena itulah, penghargaan kepada guru tidak cukup hanya dengan ucapan terima kasih — melainkan perlu diabadikan dalam karya yang menyentuh hati.
Ketiga puisi berikut merupakan persembahan sederhana namun penuh makna untuk mengenang jasa dan dedikasi para guru.
Baca Juga: Konflik Memanas! Iran Gempur Israel, Menhan Israel Ancam Teheran Akan Bayar Mahal
Melalui rangkaian kata dan metafora, kita diajak menyelami peran guru sebagai cahaya dalam kegelapan, embun di pagi ilmu, dan tangan tak terlihat yang membimbing langkah kita menuju masa depan.
Masing-masing puisi menawarkan sudut pandang berbeda, namun berakar pada rasa kagum dan syukur yang mendalam.
Semoga puisi-puisi ini dapat menggugah perasaan kita, terutama para siswa dan generasi muda, untuk lebih menghargai peran guru dalam kehidupan.
Lebih dari sekadar mengajarkan pelajaran, guru adalah pelita yang menyalakan masa depan kita. Mari kita simak dan resapi maknanya bersama.
Baca Juga: Al Ghazali Resmi Nikahi Alyssa Daguise, Kisah Cinta 9 Tahun Berakhir di Pelaminan
Puisi: 1 Pelita di Tengah Gulita
Engkau datang bukan membawa senjata,
Tapi pena, buku, dan cahaya kata.
Langkahmu tenang, suaramu lembut,
Namun ilmunya menghunjam hingga ke akar hidup.
Di pagi yang masih menggigil embun,
Kau hadir sebelum matahari menebar kabar.
Dengan sabar membimbing dalam kebingungan,
Menyalakan harapan di hati yang lapar.