Kiprah Orang Palembang (1): Dari Sriwijaya untuk Nusantara

photo author
- Sabtu, 4 November 2023 | 13:44 WIB
Ilustrasi - Kiprah Orang Palembang (1): Dari Sriwijaya untuk Nusantara Oleh Jannes Eudes Wawa (kkjtj.pu.go.id)
Ilustrasi - Kiprah Orang Palembang (1): Dari Sriwijaya untuk Nusantara Oleh Jannes Eudes Wawa (kkjtj.pu.go.id)

Baca Juga: Ramai Emoji Semangka di Twitter, Apa Hubungannya dengan Dukungan untuk Palestina?

​Pihak kerajaan juga membangun angkatan laut yang kuat. Tujuannya untuk menjaga stabilitas kerajaan serta keamanan sekaligus mengontol pelayaran kapal-kapal niaga. Hal ini otomatis memberikan keamanan dan kenyamanan pelayaran sehingga mendorong kapal-kapal dagang menyinggahi wilayah Sriwijaya untuk melakukan transaksi perdagangan.

​Para pedagang menyinggahi Palembang dalam jangka waktu yang lama karena menunggu pasang surut air laut serta perubahan arah angin. Hubungan Palembang dengan daerah-daerah lain sejak dahulu adalah hubungan dagang yang berdasarkan perjanjian kontrak. Palembang tidak mau menerima monopoli.

Baca Juga: Merasa Tidak Baik-baik Saja? Rumusan Masalah Mental Health Ini Bisa Jadi Penyebabnya

Sehatkan bumi

​Yang menarik dari Prasasti Talang Tuwo adalah di dalamnya mengisahkan tentang pembangunan taman Sri Ksetra oleh raja Sri Baginda Sri Jayanasa yang merupakan raja Sriwijaya pada abad ke-7. Dalam prasasti itu juga berisi titah sekaligus amanah raja kepada rakyatnya agar memperindah wilayah permukiman, perkebunan, air, kolam dan lainnya.

​Raja memerintahkan untuk menanam pohon, seperti kelapa, pinang, aren, sagu dan lainnya, termasuk bambu, waluh, pattum. Tujuannya untuk kesejahteraan masyarakatnya. Semua rakyatnya dapat terhindari dari kelaparan. Kehadiran tanaman yang didukung dengan pohon pelindung otomatis membuat lingkungan lebih hijau dan sehat.

​Perintah tersebut secara tidak langsung dapat ditafsirkan bahwa lingkungan hidup menjadi perhatian utama dari pembangunan yang dijalankan Kerajaan Sriwijaya. Misi utama di balik itu adalah menyelamatkan bumi dan manusia dari segala malapetaka.

Baca Juga: Punya 6 Koleksi Mobil Mewah, Harta Kekayaan Bupati Indragiri Hulu Rezita Meylani Yopi Mencengangkan

Hutan bambu, misalnya, mampu menurunkan suhu udara hingga lima derajat. Bahkan, setiap rumpun bambu juga mampu menyimpan air dalam tanah hingga 3.000 liter.

​Lebih dari itu, setiap seorang wajib memiliki kepedulian yang tinggi terhadap masa depan lingkungan hidup. Harus memiliki semangat yang besar dalam menjaga, melestarikan dan menyehatkan bumi.

​Krisis lingkungan yang terjadi saat ini yang telah mengakibatkan bumi kian mendidih adalah dampak dari kelalaian para pemimpin selama ini dalam menjaga bumi. Krisis ini akan semakin parah, sebab keberpihakan para pemimpin kepada upaya penyelamatan lingkungan belum optimal. Masih sekedar seremoni. Hanya sebatas basa-basi.

Baca Juga: Ini Doa untuk Palestina Sesuai Sunnah, Lengkap dengan Bahasa Arab, Latin dan Terjemahan

​Sudah saatnya, menjadikan semangat pendiri Kerajaan Sriwijaya sebagai motivasi menyelamatkan negeri kita dari krisis lingkungan dan krisis lainnya. Tugas kita bersama saat ini dan ke depan adalah terus menggelorakan semangat Palembang ini. (bersambung)

JANNES EUDES WAWA
Wartawan Senior

***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Adi Gunawan

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Menggerakkan Roda Literasi Masyarakat

Jumat, 7 November 2025 | 18:37 WIB

DEMONSTRASI: AKUMULASI KEKECEWAAN RAKYAT

Sabtu, 30 Agustus 2025 | 15:02 WIB

MARWAH KAMPUS TUMBANG LEWAT IZIN TAMBANG

Selasa, 28 Januari 2025 | 06:00 WIB

Penyebab Banjir di Bandar Lampung Pure Cuaca Ekstrem?

Senin, 26 Februari 2024 | 13:00 WIB

Pesan Penting untuk Anakku....

Selasa, 16 Januari 2024 | 20:32 WIB

Harap-harap Cemas PON Lampung

Senin, 27 November 2023 | 19:56 WIB
X