Kecintaan Stephani pada bidang hukum lahir dari ketertarikannya pada dinamika persidangan. Baginya, ruang sidang menghadirkan tantangan intelektual yang nyata.
“Memenangkan perkara dalam sidang itu menjadi sesuatu yang menantang. Tapi selain itu, sebenarnya dari sisi lain fakultas hukum itu sangat versatile, ilmunya bisa digunakan untuk berbagai macam pekerjaan,” katanya.
Baca Juga: Mahfud MD Tanggapi Koar-koar Noel Soal Koruptor Dihukum Mati: Hukuman Mati Dapat Dijatuhkan
Dalam kesehariannya, Stephani berpegang pada prinsip sederhana: selalu punya tujuan baru. Saat sukses, ia tak berhenti berpuas diri.
Saat gagal, ia menjadikan kegagalan sebagai batu loncatan untuk menetapkan target lain. Filosofi hidup ini ia pertegas dengan mengutip legenda tenis Roger Federer.
“A point is just a point. Hidup itu harus terus berjalan, kita tidak boleh terlalu terlena dalam prestasi kita dan tidak boleh juga terlalu terlena dalam kegagalan,” ujarnya.
Menginspirasi Generasi Muda
Capaian Stephani menjadi bukti bahwa anak muda dari daerah pun mampu bersaing di tingkat nasional, bahkan internasional.
Baca Juga: BRI Peduli Salurkan Beasiswa ke 10 SD Lewat Program Ini Sekolahku
Ia menegaskan bahwa pendidikan tinggi bukan sekadar kesempatan, tetapi juga amanah.
“Selalu hidup berorientasi pada masa sekarang dan apa yang bisa kita kontribusikan kepada masa depan,” pesannya.
Kini, usai meraih gelar sarjana dengan prestasi membanggakan, Stephani tengah meniti langkah baru dalam kariernya sebagai trainee associate di firma hukum ternama, Assegaf Hamzah & Partners.
Dari Sumbawa ke Yogyakarta hingga menapaki dunia profesional, perjalanan Stephani menjadi inspirasi bagi banyak anak muda yang tengah berjuang mengejar mimpi.***