ASPIRASIKU - Kampung Cibulao, sebuah desa asri di kaki Gunung Pangrango, kini tak lagi sekadar dikenal sebagai penghasil kopi konservasi.
Lewat sebuah langkah transformatif, IPB University menunjukkan bahwa masa depan pertanian Indonesia bisa dimulai dari desa ini.
Pada Rabu (18/6), dalam momen panen raya kopi konservasi, IPB University resmi memberikan golden ticket dan beasiswa penuh bagi anak-anak petani kopi Cibulao.
Baca Juga: Mulai Hari Ini, 86 Kepala Daerah Siap Ikuti Retret Gelombang II di Kampus IPDN Jatinangor
Program ini bukan sekadar penghargaan atas kerja keras petani, tapi juga bagian dari visi besar IPB untuk membangun desa melalui pendidikan, pertanian, dan konservasi lingkungan.
Rektor IPB University, Prof Arif Satria, menyebut bahwa langkah ini adalah strategi nyata untuk menciptakan generasi muda desa yang cakap dan berdaya saing.
“IPB University memberikan golden ticket dan beasiswa bagi anak-anak lulusan SMA atau SMK dari keluarga petani Cibulao agar mereka bisa masuk IPB University melalui jalur khusus,” ujar Prof Arif.
Baca Juga: Cara Memilih Metode Trading Crypto yang Tepat
“Mereka akan mendapatkan ilmu yang bisa dimanfaatkan untuk membangun kawasan ini dan pertanian nasional secara umum.”
Asti, Harapan Baru dari Lereng Gunung
Salah satu penerima beasiswa istimewa itu adalah Sri Astuti (19 tahun), atau yang akrab disapa Asti.
Anak seorang petani kopi ini adalah lulusan SMK Negeri 1 Cipanas. Baginya, golden ticket dari IPB adalah jawaban dari doa dan kerja keras keluarga.
“Alhamdulillah, saya senang sekali, apalagi dapatnya langsung golden ticket. Saya bangga dengan kerja keras bapak saya,” ungkap Asti dengan mata berbinar.