ASPIRASIKU — Setahun lalu, nama Asysyfa Maisarah menyentuh banyak hati.
Anak buruh tani dari pelosok Sumatera Barat ini menjadi cahaya harapan ketika berhasil menembus Universitas Gadjah Mada (UGM), salah satu kampus ternama di Indonesia.
Lebih dari itu, Syfa—sapaan akrabnya—mendapatkan beasiswa Uang Kuliah Tunggal (UKT) 0 rupiah.
Kisahnya bukan sekadar tentang keberhasilan akademik, tetapi juga tentang tekad melawan keterbatasan, tentang mimpi besar yang tak terhenti oleh garis nasib.
Baca Juga: Grup 'Fantasi Sedarah' Viral, Komdigi Blokir 30 Link dan Libatkan Polri
Kini, setelah dua semester menimba ilmu di Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM, Syfa terus membuktikan bahwa semangat dan ketekunan bisa membawa perubahan besar.
Perjalanannya adalah cermin dari wajah pendidikan Indonesia yang perlahan bergerak menuju akses yang lebih adil dan merata.
Dari Kampung ke Kampus Impian
Menginjakkan kaki di Yogyakarta untuk pertama kalinya menjadi momen haru bagi Syfa.
Baca Juga: Update Terbaru Kasus Dugaan Ijazah Palsu Jokowi yang Ditangani Polda Metro Jaya
Ia datang seorang diri, tanpa kerabat, meninggalkan tanah kelahiran dan keluarga yang selama ini menjadi tempatnya berteduh.
“Perasaan Syfa antara senang, sedih, takut, khawatir, semuanya campur aduk menjadi satu,” kenangnya.
Namun semua rasa itu berubah menjadi keyakinan saat ia berdiri di depan Gedung Pusat UGM dan menatap megahnya Pertamina Tower FEB. Ia tahu, dirinya sedang berada di tempat yang tepat.
Dunia perkuliahan ternyata menghadirkan tantangan baru.