Mereka berlatih berbulan-bulan, bukan hanya memerankan peran, tapi juga mendalami spiritualitas tokoh yang mereka mainkan.
Contohnya:
- Pemeran Yesus harus memahami penderitaan dan kasih yang tulus.
- Pemeran Maria harus memaknai duka sebagai Bunda.
- Pemeran para algojo harus menyadari makna keadilan dan dosa.
Lewat proses ini, para pemain tablo sering kali mengalami pertobatan pribadi dan kedekatan lebih dalam dengan Kristus.
Tablo dan Komunitas
Tablo juga menjadi momen kebersamaan dalam komunitas gereja. Latihan, persiapan kostum, tata cahaya, hingga setting lokasi, semua dilakukan bersama.
Hal ini menjadi sarana membangun solidaritas dan pelayanan, di mana setiap orang memberi peran sesuai talenta mereka.
Bahkan umat yang tidak tampil di atas panggung pun bisa terlibat sebagai narator, penata musik, dekorasi, atau pengarah spiritual.
Tablo di Era Digital
Kini, banyak gereja mulai menyajikan tablo secara live streaming atau rekaman video, sehingga bisa menjangkau umat yang tidak hadir langsung.