ASPIRASIKU - Pada peringatan Kamis Putih, Perjamuan Terakhir adalah momen yang dikenang penuh haru dalam sejarah iman Katolik.
Tapi dari sekian banyak hal luar biasa yang terjadi malam itu, satu tindakan Yesus justru terasa paling mengejutkan, Ia membasuh kaki para murid-Nya.
Tindakan ini bukan hal kecil. Di budaya Yahudi kuno, membasuh kaki adalah tugas hamba atau budak.
Baca Juga: Menguak Makna Kamis Putih, Malam Kasih Sejati dan Awal Sengsara dan Penyelamatan Yesus Kristus
Maka ketika Tuhan dan Guru justru merunduk, mengikat pinggang, lalu mencuci kaki para pengikut-Nya, itu bukan hanya aksi simbolik
Tapi sebuah revolusi cinta dan pelayanan yang mengubah pandangan dunia tentang kepemimpinan dan kasih.
Apa makna dari Pemasuhan kaki murid yang dilakukan Yesus Kristus, dan kaitannya dengan masa sekarang ini?
1. Konteks Budaya: Tugas Rendahan yang Dilakukan Tuhan
Pada zaman Yesus, membasuh kaki adalah praktik umum karena orang berjalan dengan sandal dan jalanan penuh debu.
Biasanya, tuan rumah menyediakan air dan hamba akan membasuh kaki tamu sebagai tanda kehormatan dan penyambutan.
Namun pada Perjamuan Terakhir, tidak ada yang melakukan hal itu. Maka Yesus sendiri yang bangkit, mengambil kain, mengisi bejana air, dan melakukan pekerjaan seorang budak. (Yohanes 13:1-17)
Baca Juga: Jadwal Perayaan Jumat Agung 18 April 2025 di Gereja St Maria Immaculata Way Kandis, Bandar Lampung
Tindakan Yesus membuat para murid terdiam. Bahkan Petrus menolak dengan berkata
“Engkau tidak akan membasuh kakiku sampai selama-lamanya!” Tapi Yesus menjawab dengan penuh makna: