ASPIRASIKU - Benarkah puasa Syawal boleh tidak berurutan? Dalam artikel ini akan dijelaskan tentang apakah puasa Syawal dilakukan secara berurutan atau boleh tidak berurutan?
Diketahui, setelah menyelesaikan ibadah puasa Ramadhan, umat Islam dianjurkan untuk melanjutkannya dengan puasa enam hari di bulan Syawal.
Puasa ini memiliki banyak keutamaan, salah satunya sebagaimana dijelaskan dalam hadits Nabi Muhammad SAW, bahwa orang yang berpuasa Ramadhan lalu diikuti dengan enam hari di bulan Syawal, seolah-olah ia berpuasa selama setahun penuh.
Namun, muncul pertanyaan di kalangan masyarakat: benarkah puasa Syawal boleh tidak berurutan?
Banyak orang yang kesulitan melaksanakan puasa Syawal secara berurutan karena masih dalam suasana Idul Fitri dan silaturahmi, di mana tradisinya identik dengan sajian makanan.
Boleh Tidak Berurutan, Asalkan Masih di Bulan Syawal
Dalam praktiknya, puasa Syawal tidak harus dilakukan secara berurutan.
Hal ini ditegaskan oleh Sayyid Abdullah Al-Hadrami yang menyebut bahwa puasa sunnah Syawal dapat dilakukan secara terpisah-pisah, asalkan masih dalam bulan Syawal.
“Apakah disyaratkan dalam puasa Syawal untuk terus-menerus? Jawaban: sesungguhnya tidak disyaratkan dalam puasa Syawal untuk terus-menerus, dan cukup bagimu untuk puasa enam hari dari bulan Syawal sekalipun terpisah-pisah, sepanjang semua puasa tersebut dilakukan di dalam bulan ini (Syawal).”
Baca Juga: Kuliah Gratis di Malaysia! Malaysia International Scholarship 2025 Sudah Dibuka, Ini Cara Daftarnya!
Artinya, jika seseorang ingin memulai puasa Syawal di pertengahan atau bahkan menjelang akhir bulan Syawal, maka hal tersebut tetap sah dan tetap mendapatkan keutamaan puasa Syawal.
Lebih Utama Dilakukan Secara Berurutan
Meski boleh dilakukan secara terpisah, puasa Syawal yang dilakukan secara berurutan tetap lebih utama.