Puasa dan Pantang: Wujud Konkrit Berbagi dalam Sengsara Kristus
Dalam ajaran Gereja Katolik, Jumat Agung adalah salah satu dari dua hari wajib puasa dan pantang sepanjang tahun (selain Rabu Abu).
Puasa dan pantang bukan sekadar larangan makan daging atau mengurangi makan, tetapi merupakan wujud pertobatan dan solidaritas terhadap penderitaan Kristus.
Nah, pada hari ini merupakan hari terakhir umat Katolik untuk berpuasa dan berpantang dan turut bersedih dalam wafat Yesus Kristus.
1. Apa itu Puasa dalam umat Katolik?
Puasa artinya hanya makan kenyang satu kali sehari, boleh disertai dua kali makan ringan, asalkan tidak sampai kenyang.
2. Apa itu Pantang?
Pantang berarti menahan diri dari makan daging dan juga bisa diperluas menjadi menghindari hal-hal yang biasa dinikmati (gadget, rokok, hiburan, dll).
Puasa dan pantang bukanlah siksaan, melainkan pelatihan jiwa. Dengan menahan lapar dan keinginan, umat belajar menyalibkan keinginan duniawi, dan menyalurkan pengorbanan itu menjadi doa dan amal kasih.
Baca Juga: Menguak Makna Kamis Putih, Malam Kasih Sejati dan Awal Sengsara dan Penyelamatan Yesus Kristus
Mengapa Jumat Agung Jadi Hari Terakhir Puasa dan Pantang?
Masa Prapaskah dimulai dari Rabu Abu hingga Kamis Putih sore secara liturgis.
Namun praktik puasa dan pantang secara umum tetap dijalankan umat hingga Jumat Agung, sebagai hari terakhir penyangkalan diri sebelum Paskah.