Beberapa di antaranya adalah medali Perak di ajang International Science and Invention Fair (ISIF) 2022, medali Emas pada Pelatihan Penyusunan Proposal FIKSI 2024, finalis lomba Ekonomi Research Paper KOMPeK 25 tahun 2023, hingga juara 3 lomba Videografi Kesejarahan Nasional History Week 2024.
Semua prestasi itu diraihnya dengan kerja keras, kegigihan, dan tekad membuktikan bahwa mimpi bisa diwujudkan dari tempat terpencil sekalipun.
Keberhasilan Devita bukan hanya kemenangan pribadi, melainkan juga harapan besar keluarganya yang telah lama ingin keluar dari lingkaran keterbatasan.
“Kami tidak pernah membayangkan anak kami bisa kuliah di UGM. Tapi kami percaya, kalau dia semangat, pasti bisa,” tutur Surati, ibunya.
Baca Juga: Transaksi Judi Online Anjlok 70 Persen Usai PPATK Blokir Ribuan Rekening
Momen haru terjadi ketika pengumuman kelulusan masuk UGM diterima. Devita memeluk erat kedua orang tuanya. Tangis bahagia pun pecah. Dalam pelukan itu, ada syukur, ada bangga, dan ada harapan besar.
Melalui skema PBUB dan subsidi UKT 100%, UGM membuka peluang sebesar-besarnya bagi pelajar berprestasi dari latar belakang ekonomi terbatas.
Kisah Devita adalah satu dari banyak kisah inspiratif yang membuktikan bahwa akses pendidikan tinggi bisa menjadi nyata, bila diberi ruang dan kesempatan.
Devita berharap bisa terus membawa semangat yang sama selama menempuh kuliah di Program Studi Sosiologi, FISIPOL UGM.
“Saya ingin membuktikan bahwa anak dari dusun kecil pun bisa berdiri di kampus besar, kalau punya semangat dan tujuan.”***