Kegigihannya menarik perhatian banyak orang, termasuk Ustadz Adi Hidayat. Dalam acara tabligh akbar di Masjid An-Nur, Iqbal berhasil menjawab kuis sambung ayat dengan sempurna.
Baca Juga: Badai Buka Suara Soal Sammy Simorangkir: Pernah Bayar Rp5 Juta atau Nggak?
Sebagai hadiah, ia mendapat beasiswa penuh untuk studi magister di Tripoli, Libya, di Fakultas Dakwah Islamiyah.
Iqbal juga mendapat santunan Rp24 juta dari sang ustadz sebagai bentuk apresiasi atas dedikasinya sebagai imam dan marbot masjid.
Double Degree dan PNS: Mimpi yang Jadi Nyata
Meski sudah kuliah di UIN Sunan Ampel Surabaya jurusan Ilmu Alquran dan Tafsir sejak 2020, Iqbal tetap mengejar gelar sarjana di Umsida.
Baca Juga: Program Gizi Jadi Petaka? DPR Warning Keras BGN soal Siswa Keracunan Karena MBG
Kini, ia juga sedang menempuh studi magister di jurusan Studi Islam.
Dengan kata lain, Iqbal menjalani pendidikan double degree di dua perguruan tinggi berbeda—suatu capaian langka bagi siapa pun, apalagi bagi penyandang disabilitas.
Tahun ini, ia lulus dari Umsida dengan predikat cumlaude dan dinyatakan diterima sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kalimantan Timur sebagai penghulu di Kantor Wilayah Kementerian Agama.
Pidato Wisuda yang Menggetarkan
Dalam pidatonya, Iqbal tak bisa menyembunyikan emosinya. Ia mengisahkan betapa berat perjuangannya menempuh kuliah dengan tubuh yang terbatas.
Baca Juga: Diklaim Terima BSU, Ernest Prakasa Bingung Dapat Pesan Mengaku dari Kantor Pos
“Bagaimana mungkin seorang mahasiswa tuna daksa seperti saya dapat mengikuti perkuliahan layaknya mahasiswa pada umumnya?” kenangnya.
Namun Umsida, menurutnya, menjawab semua keraguan itu.