Ia menambahkan, implementasi teknologi semacam ini sebaiknya diawali dengan model percontohan berbasis sistem klaster atau ekosistem pertanian, sambil mempertimbangkan karakteristik lokal dan keterbatasan di masing-masing wilayah.
Masalah seperti jadwal tanam yang tidak serempak antar petani masih menjadi tantangan besar.
“Program klaster akan membantu menciptakan kondisi ideal dalam satu kawasan pertanian, yang merupakan syarat utama untuk keberhasilan penerapan teknologi dalam meningkatkan produksi dan pendapatan,” tegas Bayu.
Sebagai penutup, Bayu menyarankan agar percontohan teknologi dilakukan dengan menyesuaikan kebiasaan budidaya petani setempat—mulai dari varietas tanaman hingga pengolahan tanah—sehingga bisa membentuk database karakteristik wilayah.
Baca Juga: Bukan di Vatikan, Cek Jadwal dan Lokasi Pemakaman Paus Fransiskus Berikut Ini
Database ini nantinya bisa dijadikan acuan dalam memperluas penerapan teknologi ke daerah lain dengan kondisi serupa.***