Membongkar Dualisme Boosting Game: Antara Efisiensi Elon Musk dan Etika Gamer

photo author
- Selasa, 2 September 2025 | 06:22 WIB
Ilustrasi Mendobrak Norma: Elon Musk, Boosting Game, dan Evolusi Gaya Main Gamer Milenial – Analisis dari Zeusx.com (Zeusx.com)
Ilustrasi Mendobrak Norma: Elon Musk, Boosting Game, dan Evolusi Gaya Main Gamer Milenial – Analisis dari Zeusx.com (Zeusx.com)

 

ASPIRASIKU - Pernyataan Elon Musk yang menyebut dirinya menggunakan jasa boosting saat bermain Path of Exile 2 sontak menjadi trending topic.

Tidak hanya memicu diskusi hangat di komunitas gamer, tetapi juga membuka ruang perdebatan antara nilai efisiensi versus integritas dalam dunia game kompetitif.

Di balik gemerlapnya pengakuan tersebut, tersimpan satu realitas yang telah lama mengakar dalam dunia gaming modern: praktik boosting bukanlah sesuatu yang asing—hanya saja, selama ini lebih banyak dilakukan diam-diam.

Baca Juga: Beda Sahroni, Beda Cerita: Eks Gelandang Timnas Indonesia Jadi Sorotan Gara-Gara Salah Sangka Netizen, Dikira Anggota DPR RI

Dalam artikel ini, kita akan membedah praktik boosting dari dua sisi: satu, sebagai solusi efisiensi waktu dalam dunia yang semakin cepat; dan dua, sebagai ancaman terhadap integritas sistem permainan.

Menariknya, perspektif tajam datang dari Zeusx.com Gaming Marketplace, platform internasional yang menghubungkan ribuan gamer dengan aset, item, akun, dan jasa terkait game.

Diwakili oleh Iqbal Sandira, Head of Marketing Zeusx, kami mencoba memahami sejauh mana boosting ini bisa dianggap sebagai ‘inovasi’ atau justru ‘penyimpangan’.

Baca Juga: Resmi! Eliano Reijnders Gabung Persib Bandung dengan Kontrak 2 Tahun, Pemain Belanda-Indonesia Perkuat Lini Serang

Bagaimana Elon Musk Mengubah Narasi Boosting?

Dalam industri yang biasanya menjaga citra “skill-based progress” sebagai nilai luhur, pengakuan Elon Musk terdengar nyeleneh. Namun justru di sinilah titik baliknya.

Ia tidak malu menyatakan bahwa dirinya memakai jasa orang lain untuk menaikkan level karakter.

Musk tahu bahwa waktu adalah kemewahan, dan ia memilih untuk menghematnya agar bisa langsung menikmati konten endgame.

Di satu sisi, pengakuan ini mengesankan—seorang tokoh besar dengan jutaan pengikut menunjukkan bahwa boosting adalah praktik yang bisa dimaklumi.

Tapi di sisi lain, ini juga berbahaya, karena bisa “melegitimasi” praktik yang dianggap merusak kompetisi.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Yoga Pratama Aspirasiku

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X