ASPIRASIKU – Program Studi Arkeologi dari Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UGM berhasil menempati peringkat 151–200 dalam QS World University Rankings (WUR) by Subject 2025 untuk bidang Ilmu Arkeologi.
Pencapaian ini menjadi lebih istimewa karena UGM menjadi satu-satunya perguruan tinggi dari Indonesia yang masuk dalam daftar 261 universitas dunia di bidang tersebut.
Dekan FIB UGM, Prof. Dr. Setiadi, S.Sos., M.Si., menyampaikan bahwa Program Studi Arkeologi UGM menjadi satu-satunya prodi Arkeologi dari Indonesia yang berhasil tercatat dalam pemeringkatan bergengsi ini.
Baca Juga: BRI Raih Peringkat Tertinggi di Indonesia dalam Brand Finance Global 500 2025
“Pencapaian ini menunjukkan bahwa reputasi akademik Arkeologi UGM diakui secara internasional, khususnya dalam bidang akademik dan kualitas riset,” ujarnya di kampus FIB UGM, Kamis (10/4).
Dalam pemeringkatan QS WUR by Subject 2025, Arkeologi UGM mencatat skor 68.8 pada indikator academic reputation, yang dinilai dari survei internasional terhadap reputasi akademik prodi Arkeologi di berbagai universitas dunia.
Setiadi menjelaskan bahwa capaian ini merupakan hasil dari berbagai strategi penguatan akademik dan kolaborasi internasional.
Baca Juga: UGM Copot Dosen Pelaku Kekerasan Seksual di Fakultas Farmasi
Departemen Arkeologi FIB UGM aktif mendorong dosen dan mahasiswa untuk mengikuti kompetisi riset internasional, menjalin kolaborasi dengan institusi luar negeri, serta mempublikasikan hasil penelitian pada konferensi dan jurnal bereputasi global.
“Fakultas juga menyediakan dana pendamping dan fasilitas pendukung agar kolaborasi internasional berjalan setara. Selain itu, kami rutin menggelar international field schools, workshop, dan pelatihan analisis, baik di Indonesia maupun di negara mitra,” ungkapnya.
Dalam indikator employer reputation, Arkeologi UGM mencatat skor 57.7, yang diperoleh melalui survei terhadap institusi pengguna lulusan arkeologi di seluruh dunia.
Penilaian ini menilai kualitas lulusan yang dianggap layak direkrut sebagai mahasiswa, asisten riset, maupun staf profesional.
“Untuk meningkatkan reputasi alumni, kami juga melakukan benchmarking terhadap program studi arkeologi di dalam dan luar negeri, serta aktif menghadirkan dosen tamu, mengikutsertakan mahasiswa dalam seminar internasional, workshop, hingga pelatihan soft skill seperti public speaking dan bahasa Inggris,” jelasnya.