ASPIRASIKU – Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU), Hilman Latief, kembali mengimbau para jemaah calon haji untuk mengurangi aktivitas fisik menjelang puncak ibadah haji, terutama saat wukuf di Arafah pada 5 Juni 2025 mendatang.
Imbauan ini dikeluarkan menyusul prediksi cuaca ekstrem dengan suhu yang bisa mencapai 50 derajat Celsius di Tanah Suci.
“Kementerian Haji dan Umrah Kerajaan Saudi Arab berpesan, bahwa pada saat puncak haji nanti panasnya masih tinggi, bahkan lebih tinggi dari hari ini (Senin, 26 Mei 2025),” ujar Hilman Latief di Makkah, dikutip dari laman resmi Kementerian Agama, Selasa (27/5).
Baca Juga: PLU Ori akan Muncul Secara Otomatis Jika Personil Toko Melakukan? Ini Jawaban Lengkap Cara Kerjanya
Dirjen PHU menegaskan agar para jemaah berdiam di dalam tenda jika tidak ada keperluan mendesak.
“Jemaah diminta tidak keluar tenda tanpa ada kebutuhan khusus, karena kita harapkan jemaah bisa terhindar dari heatstroke dan serangan panas yang berbahaya,” tambahnya.
Untuk mengantisipasi cuaca panas tersebut, pemerintah telah menyiapkan berbagai fasilitas kenyamanan di dalam tenda jemaah selama di Arafah, antara lain kasur, bantal, selimut, serta pendingin ruangan.
Baca Juga: Mengapa Proklamasi Kemerdekaan Mempunyai Makna yang Sangat Penting bagi Bangsa Indonesia?
Dengan fasilitas ini, jemaah juga dianjurkan untuk melakukan ibadah seperti dzikir dan tadarus Al-Qur’an di dalam tenda.
Sebelumnya, pemerintah juga telah mengimbau agar jemaah mengurangi umrah sunah dan kegiatan fisik lain yang menguras tenaga, termasuk ziarah ke luar kota.
Kepala Biro Humas dan Komunikasi Publik Kemenag, Akhmad Fauzin, menegaskan pentingnya menyimpan energi untuk pelaksanaan wukuf dan rangkaian ibadah utama.
“Jangan terlalu banyak menguras tenaga untuk kegiatan tambahan seperti ziarah atau umrah sunah berulang. Simpan energi untuk wukuf di Arafah dan ibadah lainnya yang lebih utama,” jelas Fauzin pada konferensi pers 22 Mei 2025 lalu.
Fauzin juga mengingatkan jemaah untuk tidak memaksakan diri selalu salat di Masjidil Haram. “Yang penting ibadah tetap jalan, fisik tetap bugar,” tutupnya.***