Mereka menangis histeris menerima kenyataan pahit bahwa tidak pernah terbesit di benak mereka KKN di Desa Penari ternyata berujung maut.
Mbah Buyut lantas membuat kopi dan memberikannya kepada Widya. Saat Widya meminumnya dia justru memuntahkannya. Hal ini menjadi pertanda bahwa sosok Badarawuhi sudah pergi dalam raganya.
Mbah Buyut juga mengatakan bahwa roh Bima dan Ayu terjebak di Angkawarka. Ular-ular yang dilihat oleh Widya adalah anak-anak dari Bima dan Badarawuhi.
Baca Juga: Status Naik Jadi Tersangka KDRT, Ayah Angkat Rizky Billar Buka Suara: Saya Siap Disomasi!
Sementara Ayu, sudah dijadikan Dawuh atau penari yang baru. Dia akan terus menerus menari di setiap inci di hutan ini. Mereka dihukum karena perbuatannya dan Mbah Buyut tidak bisa membantu mereka.
Mbah Buyut meminta maaf karena gagal melindungi mereka. Widya dan Nur hanya bisa menangis sejadi-jadinya dengan kenyataan apa yang mereka terima.
Pak Prabu lantas menjelaskan runutan sejarah Desa Penari. Dahulu warga percaya bahwa mengorbankan anak-anak mereka bisa membawa keselamatan.
Hal inilah yang menjawab mengapa di Desa Penari tidak ada anak seusia mereka. Dan di pemakaman yang ditutupi kain hitam adalah makam para korban tumbal semasa desa ini masih dibawah pengaruh godaan setan.
Widya, Nur, Wahyu dan Anton meninggalkan Desa Penari dengan perasaan bersalah. Mereka pulang tanpa Ayu dan Bima.
Bima meninggal dunia empat hari setelah mereka pulang. Ayu meninggal dunia saat tiga bulan kemudian.
Cerita di atas adalah penggalan adegan dari film KKN di Desa Penari yang dapat disaksikan di Disney+ Hotstar.***