Sebelum plastik marak digunakan, masyarakat tradisional Indonesia sudah lama memakai daun sebagai pembungkus makanan—termasuk daun pisang, daun waru, dan daun jati.
Menggunakan daun jati bukan hanya tindakan ramah lingkungan, tapi juga bagian dari pelestarian budaya leluhur yang harmonis dengan alam.
6. Lebih Ekonomis dan Estetik
Di banyak daerah, daun jati tersedia gratis atau sangat murah. Selain menghemat biaya logistik panitia kurban, bungkus dari daun jati juga memberi tampilan alami yang unik dan menarik.
Bahkan, beberapa komunitas kini mulai mengemas daging kurban dengan tali rafia dari serat pisang atau sabut kelapa untuk menambah kesan tradisional.
Mengganti plastik dengan daun jati bukan sekadar tren—ini adalah langkah kecil namun berdampak besar bagi lingkungan dan kesehatan.
Idul Adha adalah momen berbagi berkah. Sudah saatnya kita memastikan berkah itu tidak hanya sampai ke tangan manusia, tapi juga pada alam yang selama ini menopang kehidupan.
Mari mulai dari yang sederhana: bungkus daging kurban dengan daun jati, dan jadikan kurban kita lebih hijau, sehat, dan bermakna.***