Fresh Graduate Rentan Terimbas Resesi, Karier Bisa Tertinggal Bertahun-tahun

photo author
- Minggu, 31 Agustus 2025 | 11:00 WIB
Foto Ilustrasi seorang lulusan baru atau fresh graduate yang menapaki karier ke dunia kerja.  (Freepik.com)
Foto Ilustrasi seorang lulusan baru atau fresh graduate yang menapaki karier ke dunia kerja. (Freepik.com)

ASPIRASIKU - Memulai karier pertama setelah lulus sekolah atau perguruan tinggi merupakan momen penting yang menentukan masa depan seorang lulusan baru atau fresh graduate.

Namun, ketika resesi melanda dan tingkat pengangguran meningkat, banyak fresh graduate terpaksa menghadapi kenyataan pahit sulitnya mendapatkan pekerjaan berkualitas.

Dalam riset TD Economic yang dipublikasikan pada Februari 2024, disebutkan bahwa lulusan baru cenderung lebih rentan terdampak kondisi ekonomi yang lesu.

Baca Juga: Waspada! Produk Otomotif Palsu Marak, dari Rem hingga Aki Bisa Sebabkan Bahaya

Mereka yang terpaksa bekerja di bawah kualifikasi atau underemployed berisiko tidak menikmati sepenuhnya keuntungan dari gelar pendidikan yang dimiliki.

“Pekerjaan pertama seseorang setelah lulus sangat berperan dalam membentuk arah karier mereka. Memulai di tengah resesi berarti kemungkinan besar harus menerima pekerjaan dengan kualitas yang lebih rendah,” tulis TD Economic dalam risetnya.

Dampak tersebut dinilai bisa terasa hingga bertahun-tahun kemudian, membuat fresh graduate tertinggal dari rekan-rekan seangkatannya. Fenomena ini sudah terlihat pada krisis keuangan global tahun 2008, ketika jumlah lulusan baru yang berhasil mendapatkan pekerjaan dengan keterampilan tinggi turun drastis hingga 20 persen, dan butuh lebih dari tiga tahun untuk pulih.

Situasi serupa terjadi pada awal pandemi Covid-19, ketika kesempatan kerja berkualitas anjlok dengan cepat. Meski pemulihan berlangsung lebih singkat seiring pelonggaran pembatasan, pengalaman tersebut memperlihatkan betapa rapuhnya posisi fresh graduate saat pasar kerja menyempit.

“Ketika pilihan pekerjaan terbatas, banyak pekerja akhirnya menerima pekerjaan di bawah standar. Hal ini berdampak pada keterampilan yang mereka kembangkan dan juga pendapatan yang mereka hasilkan,” jelas laporan itu.

Meski demikian, TD Economic menilai masih ada peluang yang bisa dimanfaatkan. Program pembelajaran berbasis kerja atau work-integrated learning (WIL) diyakini mampu membantu memperbaiki prospek kerja fresh graduate di tengah perlambatan ekonomi.

“Kesempatan pengembangan keterampilan melalui WIL bisa menjadi jalan keluar, terutama ketika ekonomi melambat dan peluang kerja menyempit,” ungkap TD Economic.

Dengan bayang-bayang resesi yang kini kembali menghantui, peringatan ini menjadi relevan. Resesi bukan hanya soal kehilangan pekerjaan, melainkan juga hilangnya kesempatan emas untuk membangun fondasi karier yang kokoh bagi generasi fresh graduate.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Yoga Pratama Aspirasiku

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X