Diet Rendah Kalori Tak Selalu Aman, Pemanis Buatan Picu Risiko pada Kesehatan Otak

photo author
- Sabtu, 6 September 2025 | 06:10 WIB
Foto ilustrasi gula - konsumsi pemanis buatan yang bisa memengaruhi kesehatan.  ((Freepik/fabikasimf))
Foto ilustrasi gula - konsumsi pemanis buatan yang bisa memengaruhi kesehatan. ((Freepik/fabikasimf))

ASPIRASIKU - Sebagian orang beralih ke pemanis buatan sebagai alternatif gula dengan alasan kesehatan.

Pemanis buatan, yang merupakan zat sintetik atau turunan alami, kerap dipilih karena kandungan kalorinya lebih sedikit, bahkan ada yang nyaris tanpa kalori jika dibandingkan dengan gula murni.

Namun, sebuah studi terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Neurology justru mengungkapkan risiko mengkhawatirkan di balik konsumsi pemanis rendah kalori ini.

Penelitian tersebut menunjukkan bahwa pemanis buatan dapat mempercepat penuaan kesehatan kognitif.

Baca Juga: Tips Bikin Lipstik Tahan Lama Seharian, Tetap On Point Meski Banyak Aktivitas

Studi ini melacak lebih dari 12.700 orang dewasa selama delapan tahun, memantau konsumsi berbagai jenis pemanis seperti aspartam, sakarin, asesulfam-K, eritritol, xilitol, sorbitol, dan tagatosa.

Hasilnya, orang yang paling banyak mengonsumsi pemanis buatan—setara dengan satu soda diet setiap hari—mengalami penurunan fungsi kognitif 62 persen lebih cepat dibandingkan mereka yang jarang mengonsumsinya.

Dengan kata lain, otak mengalami penuaan sekitar 1,6 tahun lebih cepat dari usia seharusnya.

Baca Juga: Bulog Pastikan Kualitas Beras SPHP Tetap Layak Konsumsi, Reproses Hanya 0,1 Persen dari Stok

Pemanis buatan umumnya ditemukan pada produk yang sering dipromosikan sebagai makanan sehat, seperti yoghurt, air beraroma, soda diet, hingga makanan penutup rendah kalori.

Meski tidak mengandung kalori sebanyak gula biasa, temuan ini menegaskan bahwa pemanis buatan bukanlah pilihan bebas risiko.

Para ahli mengingatkan agar masyarakat lebih bijak dalam memilih sumber rasa manis.

Baca Juga: Sri Mulyani: 2026 Tanpa Kenaikan Tarif Pajak, Fokus Tingkatkan Kepatuhan

Menjaga keseimbangan pola makan dinilai penting karena kesehatan adalah investasi jangka panjang yang tak bisa digantikan.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Yoga Pratama Aspirasiku

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X