Inilah sebabnya mengapa mimpi bisa terasa sangat nyata namun seringkali tidak masuk akal.
Keempat belas, otak manusia dapat berubah bentuk dan struktur berdasarkan pengalaman hidup.
Trauma, pembelajaran, stres, dan cinta—semuanya bisa meninggalkan jejak fisik dalam jaringan otak.
Inilah bukti bahwa pengalaman hidup membentuk siapa kita, secara harfiah.
Kelima belas, otak kita adalah satu-satunya organ yang mampu menyelidiki dan memahami dirinya sendiri.
Melalui ilmu pengetahuan dan teknologi seperti MRI atau EEG, manusia bisa mempelajari bagaimana otak bekerja, dan bahkan mencoba meniru cara kerjanya lewat kecerdasan buatan.
Ini menjadikan otak sebagai sumber misteri sekaligus inspirasi terbesar bagi umat manusia.
Mengetahui fakta-fakta ini tak hanya menambah wawasan, tetapi juga menumbuhkan rasa kagum terhadap keajaiban yang ada dalam diri kita sendiri.
Otak manusia bukan sekadar pusat kendali tubuh, melainkan cermin dari potensi luar biasa yang bisa terus diasah dan dikembangkan sepanjang hayat.
Referensi:
1. Kandel, E. R., Schwartz, J. H., & Jessell, T. M. (2013). Principles of Neural Science (5th ed.). McGraw-Hill.
2. Doidge, Norman. (2007). The Brain That Changes Itself: Stories of Personal Triumph from the Frontiers of Brain Science. Penguin Books.
3. Ramachandran, V. S. (2011). The Tell-Tale Brain: A Neuroscientist's Quest for What Makes Us Human. W. W. Norton & Company.