Ia juga pernah menjuarai lomba menulis puisi hingga puisinya dimuat dalam buku Catatan Perjuangan bersama Najwa Shihab.
“Bapak ibu selalu memotivasi saya untuk bisa sekolah lebih tinggi, walaupun dengan keadaan ekonomi yang seperti ini,” kata Rofi dengan mata berkaca-kaca.
Motivasi itu semakin menguat kala sang ayah terus meyakinkannya bahwa masa depan akan menemukan jalannya, terutama melalui beasiswa.
Keyakinan itu kini terbukti: Rofi dinyatakan diterima di UGM dan mendapatkan subsidi UKT 100 persen, artinya ia tidak perlu membayar biaya kuliah.
Baca Juga: 20 PREDIKSI Soal CAT Polbangtan 2025 Beserta Jawabannya
“Bapak selalu bilang, pasti ada jalan. Dan benar, saya dapat beasiswa penuh,” kenangnya, tersenyum haru.
Di balik semangat dan prestasi Rofi, ada kisah ketabahan keluarganya yang lain: merawat kakak Rofi yang menderita kelumpuhan selama 27 tahun sebelum akhirnya berpulang tahun lalu.
“Selama itu, ibu yang merawat di rumah, bolak-balik masuk rumah sakit,” ujar Rofi, menggambarkan sosok ibunya sebagai perempuan kuat dan penuh pengorbanan.
Kini, dengan penuh harap, Rofi menatap masa depan. Ia memilih jurusan Teknik Pertanian karena ingin berkontribusi dalam inovasi dunia pertanian Indonesia.
“Saya ingin bekerja di Kementerian Pertanian. Saya ingin menjadi salah satu orang yang bisa memberikan inovasi di bidang ini,” ucap Rofi penuh keyakinan.
Ibunya, Darini, tak bisa menyembunyikan rasa syukurnya.
“Saya sangat berterima kasih kepada pihak UGM, yang telah menerima anak saya Rofidah dengan subsidi 100%. Anak saya mendapat biaya kuliah gratis, sekali lagi terima kasih,” tuturnya.
Rofi adalah potret generasi muda yang tak menyerah pada keadaan.
Ia membuktikan bahwa dengan kerja keras, dukungan keluarga, dan ketulusan hati, jalan menuju masa depan bisa ditempuh, bahkan dari konter HP kecil di sudut desa.***
