Penelitian ini berawal dari kebijakan Menteri BUMN saat itu, Dahlan Iskan, yang mewajibkan pengukuran keterikatan kerja di BUMN.
Dengan menguji 14 koefisien jalur dan 15 variabel, penelitian Arfi berhasil menghasilkan 9 hipotesis penting untuk rekomendasi kebijakan di BUMN.
Berbagai tantangan yang dihadapinya berbuah manis ketika hasil riset Arfi dipuji oleh dosen pengujinya sebagai kontribusi yang berharga bagi pengembangan sumber daya manusia di perusahaan BUMN.
"Dalam waktu 2 tahun 5 bulan, saya sudah melaksanakan ujian tertutup dan yudisium," jelas Arfi.
Sebagai tips untuk menyelesaikan studi lebih cepat, Arfi menekankan pentingnya memulai penelitian sejak awal.
Ia sudah menyusun proposal risetnya jauh sebelum memulai kuliah, sehingga bisa langsung mengajukan sidang proposal di semester dua.
"Komunikasi yang baik dengan para promotor juga sangat membantu," ungkapnya.
Baca Juga: Sudah Diumumkan! CEK Formasi, Persyaratan dan Kategori Pelamar PPPK 2024 Tahap I di Kemenag
Setelah meraih gelar doktor, Arfi berencana menekuni bidang psikologi industri dan psikometri.
Hasil disertasinya menunjukkan perubahan signifikan dalam sistem kerja sebelum dan sesudah pandemi, termasuk pentingnya teknologi dalam mendukung kinerja karyawan.
Arfi juga menekankan pentingnya motivasi untuk memberikan pelayanan publik yang lebih baik di era kerja jarak jauh, serta pentingnya self-leadership dalam meningkatkan disiplin dan kinerja organisasi.
Baca Juga: Lowongan Kerja di PT Garuda Daya Pratama Sejahtera (GDPS), Dibuka untuk Lulusan D3 Semua Jurusan!
Keberhasilan Arfi tidak hanya menunjukkan kecerdasan dan kerja kerasnya, tetapi juga dedikasinya dalam menganggap studi doktoralnya sebagai bagian dari ibadah.