ASPIRASIKU - Rabu malam, staf pengajar dari New School di New York memulai sebuah aksi protes perkemahan solidaritas untuk Gaza, menandai inisiatif pertama di Amerika Serikat yang dipimpin oleh fakultas dalam bentuk protes ini.
Di lobi sebuah gedung akademik Greenwich Village, Manhattan, hampir dua lusin profesor dan dosen telah mendirikan tenda.
Tak hanya mendirikan, tapi juga membentangkan kantong tidur sebagai bentuk dukungan terhadap mahasiswa mereka dan sebagai bentuk penentangan terhadap serangan Israel terhadap Gaza serta hubungan keuangan yang dimiliki universitas mereka dengan Israel.
Baca Juga: Teuku Ryan Perankan Siapa di Sinetron Terbaru SCTV Saleha? Ini Sinopsisnya
Aksi ini merupakan respons terhadap penggerebekan oleh polisi New York terhadap protes perkemahan mahasiswa yang berlangsung di kampus yang sama pada tanggal 3 Mei, sebuah insiden yang mengakibatkan lebih dari 40 mahasiswa ditangkap dan kemudian diskors.
"Kami sebagai fakultas merasa perlu mengambil langkah nyata, bukan hanya untuk mencegah kejadian serupa terulang, namun juga untuk menegakkan tuntutan mahasiswa yang mereka perjuangkan dengan mengorbankan banyak hal," kata seorang anggota fakultas, yang hanya ingin disebutkan nama depannya, Sunil, menyatakan kepada Spectrum News NY1.
Sunil juga menambahkan kesedihannya saat melihat krisis kemanusiaan di Gaza yang terus terjadi.
"Melihat anak-anak meninggal dan mayat-mayat bertumpuk setiap hari di layar membuat kita bertanya-tanya, bagaimana semua ini masih bisa diterima oleh hati nurani manusia?" katanya.
Para pengunjuk rasa, yang terdiri dari mahasiswa dan dosen, mendesak New School untuk mengungkapkan dan memutuskan hubungan keuangannya dengan Israel selama negara tersebut melanjutkan operasi militernya di Gaza.
Dalam tanggapan terhadap aksi tersebut, New School mengeluarkan pernyataan pada hari Kamis bahwa mereka tidak akan mengajukan tuntutan pidana kepada mahasiswa yang ditangkap dan telah meminta pembatalan segala dakwaan kepada pihak kejaksaan.
Universitas juga mengumumkan akan mereaktivasi komite untuk meninjau kembali kebijakan investasi dan divestasinya.
Serangan yang dimulai oleh Hamas terhadap Israel pada tanggal 7 Oktober telah memicu kampanye militer besar-besaran oleh Israel ke Gaza, menyebabkan kematian lebih dari 30.000 warga Palestina dan mengakibatkan krisis kemanusiaan yang mendalam.