ASPIRASIKU – Update berita Gaza Palestina hari ini dimana serangan Israel yang kebanyakan diarahkan kepada penduduk sipil terus berlanjut.
Bahkan serangan itu telah meningkat dalam berita Gaza Palestina hari ini, yang mana telah menghancurkan berbagai fasilitas termasuk tempat perlindungan para pengungsi.
Sementara para pemimpin dunia menyayangkan veto AS atas resolusi gencatan senjata pada Jumat (8/12) lalu, dan menyudutkan AS atas perlindungannya terhadap Israel.
Baca Juga: Inilah Jadwal Lengkap UTBK-SNBT Tahun 2024, CAMABA! CEK Disini
Amnesty International telah melaporkan tentang penggunaan senjata fosfor putih oleh Israel dalam serangan di Gaza.
Menanggapi hal itu, juru bicara Pentagon Pat Ryder pada hari Rabu (13/12), mengatakan bahwa Departemen Pertahanan AS (DoD) tidak secara resmi tengah meninjau laporan tersebut.
Dalam kasus yang sama, juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby mengumumkan bahwa negaranya sedang menyelidiki laporan yang didukung oleh The Washington Post.
Dua organisasi hak asasi manusia lainnya juga menunjukkan laporan yang sama bahwa Israel menggunakan fosfor putih yang dipasok AS dalam serangan di Lebanon selatan.
Baca Juga: 3 Cara Mengelola Stress dan Kecemasan, Ternyata Pola Makan dan Tidur Teratur Itu Penting!
Dia mengakui bahwa sedang dilakukan upaya untuk mengumpulkan lebih banyak informasi, serta penyelidikan yang sedang berlangsung dengan rezim Israel untuk memverifikasi keakuratan laporan tersebut.
Hal tersebut atas dasar laporan Washington Post pada hari Senin (11/12) yang mengatakan bahwa militer Israel menggunakan amunisi fosfor putih yang diberikan oleh AS untuk melawan Lebanon pada bulan Oktober.
Menurut laporan tersebut, bukti didapat dari pecahan peluru yang ditemukan di al-Dhayrah, Lebanon selatan, yaitu sisa dari tiga peluru artileri 155mm yang melukai sembilan warga sipil.
Insiden tersebut seharusnya telah diklasifikasikan sebagai kejahatan perang.
Terdapat kode produksi pada cangkang tersebut yang cocok dengan kode yang dibuat oleh militer AS, lapor jurnalis Washington Post.