Ia menegaskan rapat harian Syuriyah tidak memiliki kewenangan untuk memberhentikan siapa pun dari jabatan struktural PBNU.
“Rapat harian Syuriyah itu tidak bisa memberhentikan siapapun, tidak ada wewenangnya,” katanya.
Baca Juga: Basuki Pastikan Nusantara Jadi Ibu Kota Politik pada 2028, Pemindahan ASN Dimulai 2025
“Menghentikan fungsionaris lembaga saja enggak bisa, apalagi Ketua Umum.”
Ia juga mengkritik mekanisme rapat yang dinilainya menutup ruang klarifikasi, tetapi langsung mengambil keputusan berkategori hukuman.
“Ini jelas tidak dapat diterima,” ucapnya.
Tepis Isu Keterkaitan dengan Israel
Polemik ini juga diwarnai isu lama terkait hubungan Gus Yahya dengan Israel, yang disebut kembali muncul dalam risalah rapat.
Menanggapi hal itu, ia menegaskan isu tersebut telah dipelintir.
Dalam pernyataannya di Surabaya, Sabtu, 23 November 2025, Gus Yahya mengakui pernah berkunjung ke Israel pada 2018 dan bertemu berbagai tokoh, termasuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Namun ia menegaskan hal itu bukan rahasia dan sudah diketahui para peserta Muktamar NU 2021.
“Mereka sudah tahu saya pernah ke Israel, saya bertemu Netanyahu, dan mereka memilih saya,” tegasnya.
“Saya Datang ke Yerusalem Demi Palestina”
Gus Yahya mengatakan bahwa lawatannya ke Israel pada 2018 justru untuk menyuarakan dukungan terhadap Palestina.