Figur Joko Tingkir Menurut Lesbumi PBNU dalam Lagu Joko Tingkir Ngombe Dawet

photo author
- Senin, 22 Agustus 2022 | 11:30 WIB
Inilah Figur Joko Tingkir Menurut Lesbumi PBNU dalam Lagu Joko Tingkir Ngombe Dawet. (Channel YT MATKEMPROS)
Inilah Figur Joko Tingkir Menurut Lesbumi PBNU dalam Lagu Joko Tingkir Ngombe Dawet. (Channel YT MATKEMPROS)

ASPIRASIKU – Lagu yang sedang kontroversi yaitu lagu Joko Tingkir Ngombe Dawet menuai banyak tanggapan karena sampiran nama ‘Joko Tingkir’.

Lagu tersebut dinilai kurang pantas karena menyematkan nama tokoh leluhur ulama dan kakek buyutnya ulama-ulama NU.

Sosok Joko Tingkir pada lagu Joko Tingkir Ngombe Dawet adalah nama kakek buyut dari para ulama tanah Jawa.

Baca Juga: Hubungan Nino dan Siena Makin Dekat, Elsa Termakan Perbuatannya Sendiri dan Masuk Panti Rehabilitasi Lagi

Dilansir dari laman nu.or.id Joko Tingkir memiliki nama kecil Mas Karebet. Ia adalah nama muda dari Sultan Hadiwijaya, seorang Sultan dari Kerajaan Pajang.

Hal itu disampaikan oleh Ketua Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Jadul Maula kepada NU Online pada Sabtu, 20 Agustus 2022.

Kiai Jadul, sapaan akrabnya, menjelaskan bahwa Joko Tingkir pada awalnya mengabdi kepada Kesultanan Demak sebagai Lurah Wiratamtama.

Baca Juga: Ikatan Cinta 22 Agustus 2022: Hubungan Sal dan Jesica Terbongkar! Sisi Gelap Pacar Seina Baru Diketahui Andin

"Sebelumnya, Joko Tingkir mengabdi ke Kesultanan Demak sebagai Lurah Wiratamtama dan kemudian menjadi menantu dari Sultan Trenggono," jelasnya.

Lebih lanjut, Kiai Jadul menerangkan bahwa Joko Tingkir adalah putra dari Ki Kebo Kenanga (Ki Ageng Pengging II) dan cucu Adipati Andayaningrat (Ki Ageng Sepuh).

"Adipati Andayaningrat masih keturunan Prabu Brawijaya V (Raja Majapahit)," jelasnya.

Baca Juga: Cinta Setelah Cinta Malam Ini: Starla Menolong Ayu Membuat Niko Panik, Devan Berhasil Menumakan Cincin Ayu

Tentu saja, lanjut Kiai Jadul, Joko Tingkir adalah seorang santri. Ayahnya merupakan murid Syekh Siti Jenar, sedangkan Joko Tingkir berguru pada Sunan Kalijaga dan Sunan Kudus.

"Diriwayatkan pula beliau berguru kepada Ki Ageng Selo dan Ki Ageng Banyubiru," imbuh kiai budayawan kelahiran Pekalongan 3 September 1969 itu.

Kiai Jadul menjelaskan bahwa Kesultanan Pajang melanjutkan usaha Walisongo di Demak dalam dakwah menyebarkan dan mengembangkan agama Islam, terutama ke Selatan wilayah pedalaman dan ke Jawa Timur.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Adi Gunawan

Sumber: nu.or.id

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X